Apakah Mungkin Seseorang Merasakan Kehadiran Lailatul Qadar?

Apakah Mungkin Seseorang Merasakan Kehadiran Lailatul Qadar?

Aisyah pernah merasakan kehadiran Lailatul Qadar. Saat itu, Nabi memerintahkan untuk membaca doa khusus.

Apakah Mungkin Seseorang Merasakan Kehadiran Lailatul Qadar?

Al-Quran maupun hadis tidak menyebutkan secara pasti kapan terjadinya lailatul qadar. Namun dalam beberapa riwayat, Rasulullah menduga bahwa malam ini dapat diraih pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Meskipun demikian, yang menarik untuk dipertanyakan yaitu apakah mungkin seseorang dapat merasakan kehadiran lailatul qadar?

Inilah pertanyaan seputar lailatul qadar yang pernah dilontarkan kepada Syekh Ali Jum’ah oleh salah satu jamaahnya. Mantan Grand Mufti Mesir ini menjawab, dalam hadis shahih yang diriwayatkan dari Aisyah ra. disebutkan bahwa suatu ketika ia bertanya kepada Nabi SAW:

“يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟” قَالَ: ” قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي”

“Wahai Rasulullah! Jika saya mengetahui (merasakan) malam lailatul qadar, doa apa yang harus saya baca? Beliau menjawab, “Ucapkanlah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.” (HR. Tirmidzi)

Lanjut Syekh Ali Jum’ah, ini mengindikasikan bahwa seseorang mungkin saja merasakan kehadiran lailatul qadar. Hadis di atas berbicara bahwa boleh jadi Sayyidah Aisyah ra. mengalaminya. Maksud dari pengalaman Aisyah tersebut adalah merasakan bahwa malam itu diduga kuat sebagai lailatul qadar atau bahkan benar-benar lailatul qadar. Adapun tentang bagaimana Aisyah merasakan lailatul qadar menurutnya bisa saja melalui kesiapan hati, melalui mimpi dalam tidurnya, melalui pemberitahuan dari malaikat atau dengan bentuk lainnya. Pemberitahuan malaikat seperti itu pun bukan sesuatu yang mustahil.

Maka dari itu, mungkin saja seorang muslim merasakan kehadiran lailatul qadar. Akan tetapi meskipun begitu, ia tidak boleh memastikan kalau malam itu benar-benar lailatul qadar. Sebab kondisi kejiwaan yang seperti itu bisa saja terjadi pada lailatul qadar ataupun pada malam-malam lainnya. Dan memanfaatkan nuansa batin dan aroma lailatul qadar seperti itu adalah penting. (Lihat Syaikh ‘Ali Jum’ah Menjawab 99 Soal Keislaman hlm 98-99).

Oleh karenanya, ketika seseorang merasakan hal tersebut pada suatu malam di bulan Ramadhan, malam itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan memperbanyak doa dan memohon ampun kepada Allah SWT. Semoga kita semua bisa meraih kemuliaan malam lailatul qadar di Ramadhan tahun ini. Aamiin.

(AN)