Apakah Iblis Benar- benar Jahat?

Apakah Iblis Benar- benar Jahat?

Benar nggak sih Iblis jahat?

Apakah Iblis Benar- benar Jahat?

Apakah iblis pernah merasa menyesal telah menolak sujud kepada Adam? Siapa yang tahu pembangkangan Iblis pada perintah tuhan ini berasal dari lubuk hati paling dalam iblis. Iblis juga punya nurani yang mengatakan hanya Tuhanlah yang patut disembah dengan bersujud. Apa daya kita sering termakan berita buruk iblis yang angkuh dan sombong, padahal mungkin saja kita hanya diizinkanNya berkabar hal yang buruk-buruk saja tentang Iblis. Ingatlah trend jurnalis (sekarang), bad news is good news.

Apakah Tuhan punya rahasia kepada hambanya? Aku yakin iya. Rejeki, jodoh, hingga usia tidak ada yang tahu kecuali diriNya. Suara hati yang terkecil sampai segala hal yang tidak ketahui oleh indera kita, Tuhan pasti sangat tahu dan paham. Para mufassirin (sebutan ahli tafsir) mungkin hanya diberi tahu oleh Tuhan sesuatu yang memang Tuhan ingin manusia tahu. Tetapi suara hati iblis saat menolak sujud, hanya diriNya dan iblis yang tahu. Sesuai firmanNya bahwa diriNya memberi hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya. Bisa jadi saat di tempat kejadian perkara penolakan iblis bersujud, asalnya Iblis mau bersujud juga, tapi Tuhan yang Maha Membolak-balikkan hati mengubah segalanya.

Ah kok terkesan Tuhan jahat. Tidak, bukan begitu. Sang Pencipta perlu sosok antagonis dari tatanan kehidupan dunia dan akhirat yang diriNya desain. Ingatlah kejadian saat Adam diciptakan dari Tanah oleh Tuhan. Pertanyaannya apakah di surga ada Tanah? Bisa jadi iya atau bisa jadi tidak. Tapi kita sepakati saja dengan kata tidak, biar aku tidak setengah mati mengarang cerita. Tanah bahan baku penciptaan Adam di ambil dari dunia yang kosong melompong, walau sebenarnya secara kasat mata kehidupan bangsa Jin telah menghuninya. Dengan proses mantra ayyakula lahu kun fayakun, maka terciptalah Adam.

Tuhan mau dunia ada yang mengelola secara fisik. Begitupun dengan neraka yang begitu sepi saat itu. Berbanding terbalik dengan surga yang begitu full penghuninya. Ada malaikat, ada iblis, manusia, sampai tumbuhan-tumbuhan pun ada termasuk buah Khuldi. Penciptaan makhluk-makhluk tersebut tentu saja bukan sesuatu tanpa tujuan. Tentu bukan keisengan mengisi waktu kosong bagiNya. Malaikat untuk tim event organizing segala hal di akhirat, iblis sebagai tim verifikasi penggunjung event dari malaikat, dan manusia sebagai makhluk sempurna yang memiliki kemampuan untuk melakukan tugas malaikat dan iblis. Emejing kan jadi manusia?

Untuk tugas iblis Tuhan telah mengingatkan kewaspadaan terhadap sesama manusia dengan firmanNya yang meminta kita berlindung dari godaan iblis benar-benar iblis ataupun iblis berwujud manusia. Begitupun melakukan tugas malaikat, kita mendesain seperti apa kehidupan akhirat, apa aja yang dibutuhkan, apa saja yang dihindari, kalau perlu kita bahkan menjadi Tuhan dengan mengharam-halalkan seenak jidat, mengkafirkan, dan mencap sesama sebagai penghuni surga dan neraka.

Kita bahkan harus malu sama kepada Iblis. Beliau makhluk taat, nomer dua setelah malaikat. Sedangkan manusia berada pada sisi tengah-tengah. Bisa lebih baik dari malaikat dan bisa lebih buruk dari iblis. Kalah Iblis dari Malaikat cuma disebab menolak sujud sama Adam, sisanya Iblis selalu melakukan perintahNya dengan begitu militan melakukan pekerjaannya yakni menggoda manusia dari jalan Tuhan tanpa letih.

Bayangkan jika Iblis pun menggoda kita untuk lebih dekat pada Tuhan. Kita mau berdoa berlindung dari godaan siapa? Godaan mantan? Ataukah godaan kenangan manis bersamanya yang telah bahagia dengan orang lain? Gitu? Anehkan kesannya. Tetapi mengapa harus iblis yang antagonis? Wallahu a’lam Bishawab.