Kiamat pasti terjadi. Tapi tidak ada yang tahu kepastian terjadinya. Rasulullah sendiri juga tidak tahu. Nabi Muhammad hanya diberi tahu soal tanda-tandanya, sementara waktu terjadinya tidak diberi tahu. Kita juga tidak dituntut untuk mencari tahu kapan kiamat terjadi. Yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Sehingga kapanpun terjadinya, kapanpun ajal menjemput, kita dalam kondisi sudah siap.
Dalam hadis riwayat Muslim, yang juga dikutip Imam al-Nawawi dalam kitab hadis Arba’in, dikisahkan Malaikat Jibril pernah mendatangi Rasululllah. Ketika itu, Rasulullah sedang bersama para sahabatnya. Malaikat Jibril mendekati Rasulullah dan bertanya tentang beberapa hal. Salah satunya tentang masalah kiamat. Dalam hadis diceritakan:
فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ,
Artinya:
“Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat? Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”Malaikat Jibril bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.” (HR: Muslim)
Ketika ditanya kiamat, Rasulullah langsung menjawab dengan bahwa orang yang bertanya lebih paham tentang kiamat. Malaikat Jibril meminta Rasulullah untuk menjelaskan tanda-tandanya. Di antara tandanya adalah budak melahirkan tuan. Ada ulama yang menafsirkan maksudnya adalah di akhir zaman banyak anak durhaka. Tanda berikutnya adalah orang berlomba mendirikan bangunan.
Dalam kitab syarah hadis, sebagian ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud berlomba mendirikan bangunan itu bukan makna hakiki. Maksudnya adalah nanti di akhir zaman akan muncul pemimpin yang tidak punya kapasitas dan ilmu pengetahuan sedikitpun tentang kepemimpinan. Sehingga, karena mereka tidak punya pengetahuan, mereka lebih fokus pada meninggikan bangunan. Mereka fokus pada formalitas, tapi melupakan substansial.
Perlu diketahui juga, kendati dalam teks hadis di atas disebut berlomba meninggikan bangunan, tapi bukan berati membuat bangunan tinggi tidak boleh. Sebab, tanda kiamat belum tentu menunjukkan larangan. Kalau memang membuat bangunan tinggi itu tidak bertentangan dengan syariat, tentu dibolehkan dalam Islam.