Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Ḥākim dalam al-Mustadrak-nya bahwa malaikat berbicara dengan bahasa manusia.
إن لله ملائكة تنطق على ألسنة بني آدم بما في المرء من الخير والشر.
“Sesungguhnya Allah Swt. memiliki malaikat yang berbicara dengan bahasa manusia atas hal yang baik dan buruk.”
Hadis ini bagi para ulama tentu musykil, bagaimana bisa seorang malaikat berbicara dengan bahasa manusia? Ternyata dalam riwayat yang lebih lengkap, Rasul Saw mendoakan dua jenazah dengan doa yang berbeda. Jenazah yang pertama didoakan agar selamat sedangkan jenazah yang kedua sebaliknya. Namun Rasul Saw hanya menggunakan kata “wajabat” saja. (Al-Ḥākim, al-Mustadrak, (Beirut: Dār al-Marifah, T.t), j. 2, h. 118.)
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : كُنْتُ قَاعِدًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمُرَّ بِجِنَازَةٍ ، فَقَالَ : مَا هَذِهِ ؟ قَالُوا : جِنَازَةُ فُلاَنِيِّ الْفُلاَنِ كَانَ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، وَيَعْمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ ، وَيَسْعَى فِيهَا ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَجَبَتْ ، وَجَبَتْ ، وَجَبَتْ وَمُرَّ بِجِنَازَةٍ أُخْرَى ، قَالُوا : جِنَازَةُ فُلاَنٍ الْفُلاَنِيِّ كَانَ يُبْغِضُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، وَيَعْمَلُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ وَيَسْعَى فِيهَا ، فَقَالَ : وَجَبَتْ ، وَجَبَتْ ، وَجَبَتْ . فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ قَوْلُكَ فِي الْجِنَازَةِ ، وَالثَّنَاءِ عَلَيْهَا أُثْنِيَ عَلَى الأَوَّلِ خَيْرٌ ، وَعَلَى الْآخَرِ شَرٌّ فَقُلْتَ فِيهَا وَجَبَتْ ، وَجَبَتْ ، وَجَبَتْ ، فَقَالَ : نَعَمْ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِلَّهِ مَلاَئِكَةً تَنْطِقُ عَلَى أَلْسِنَةِ بَنِي آدَمَ بِمَا فِي الْمَرْءِ مِنَ الْخَيْرِ وَالشَّرِّ.
“Dari Anas bin Malik RA, berkata: Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, kemudian ada jenazah (disertai beberapa orang)/ keranda lewat. Rasulullah kemudian bertanya, “Apa ini?”. Orang-orang yang mengikuti jenazah tersebut kemudian bilang, “Ini adalah jenazah orang yang mencintai Allah dan Rasulnya, taat kepada Allah dan berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan ketaatan. Rasulullah kemudian menjawab, “Wajabat, wajabat, wajabat.” Setelah itu datang lagi keranda yang lain. Orang-orang tersebut kemudian berkata, “Ini adalah jenazah orang yang dibenci Allah dan Rasul-Nya, gemar bermaksiat, kemudian Rasul menjawab, “wajabat, wajabat, wajabat,” Abu bakar kemudian heran dan bertanya mengapa Rasul hanya menjawab “wajabat” saja untuk dua jenazah yang berbeda. Rasul pun menjawab, “Benar wahai Abu Bakar, Sesungguhnya Allah Swt. memiliki malaikat yang berbicara dengan bahasa manusia atas hal yang baik dan buruk.”
Maka dari itu, yang dimaksud berbicara dengan bahasa manusia adalah bahasa “wajabat” yang diucapkan Rasul untuk mendoakan dua jenazah yang berbeda tersebut dapat ditangkap oleh malaikat walaupun hanya diucapkan sepotong saja.
Hal ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa malaikat berbicara dengan bahasa yang biasa digunakan manusia. Hadis tersebut hanya mengungkapkan bahwa Malaikat memahami perkataan atau bahasa manusia. Lalu, bahasa apa yang digunakan malaikat, terutama saat berbicara dengan sesama malaikat atau Allah SWT? Kita semua tidak bisa menerka dengan pasti, karena hal tersebut merupakan perkara yang ghaib.
Wallahu a’lam