Islam mengajarkan pemeluknya agar senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan. Salah satu cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat adalah dengan menjaga makan. Rasulullah SAW telah memberikan contoh dan tauladan kepada umatnya untuk menjaga kesehatan melalui anjuran-anjurannya. etika makan
Dalam menjaga kesehatan jasmani, Islam sangat memberikan perhatian kepada pemeluknya agar makan dari makanan yang baik dan halal. Hal ini seperti difirmankan Allah SWT dalam Q.S Al-Mu’minun [23]:51
يَا أيُّهَا الرُّسُلُ كُلوا مِنَ الطّيِّبَاتِ واعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Islam sangat menyoroti perihal makanan karena apa yang masuk ke dalam tubuh manusia akan turut mempengaruhi rohaninya. Tak heran jika ulama masyhur dan sekaliber Imam Al-Ghazali juga sangat menekankan perihal etika makan.
Dalam Kitab Ihya Ulumuddin Imam Al Ghazali menyampaikan bahwa pada saat menyantap makanan sebaiknya diniatkan agar mendapatkan kekuatan untuk dapat beribadah kepada Allah SWT.
Sehingga jika makan diniatkan kepada Allah maka mengikuti sunnah Nabi SAW ketika hendak makan menjadi hal yang sepantasnya dilakukan. Dalam hadis riwayat Abu Dawud dijelaskan,
“Cuci tangan (dalam hadis menggunakan redaksi wudhu) sebelum makan dapat menolak kefakiran sedangkan cuci tangan sesudah makan dapat menghilangkan dosa-dosa kecil.”
Dalam dunia kesehatan mencuci tangan sangat dianjurkan sebelum kita makan karena dapat menghilangkan kotoran, kuman dan virus penyebab penyakit. Menerapkan etika makan ini akan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan jasmani maupun rohani
Sehingga dengan cuci tangan sebelum makan maka otomatis salah satu aspek dalam aturan makan di dunia kesehatan otomatis juga kita terapkan.
Selain itu sebagai seorang muslim kita juga dianjurkan menikmati makanan dengan cara yang baik. Setelah cuci tangan maka dianjurkan menikmati makanan dengan posisi yang baik. Rasulullah SAW mencontohkan untuk duduk dengan baik ketika makan, tidak sambil tidur, atau bersandar kecuali bagi orang yang sedang sakit.
Dianjurkan pula agar kita tidak berlebih-lebihan dalam menkonsumsi makanan. Nabi SAW bersabda, “Janganlah manusia mengisi perutnya dengan sesuatu yang buruk. Cukuplah baginya beberapa suap makanan untuk menegakkan sulbi-nya (tulang punggung). Jika ia tidak melakukannya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk udara.”
Imam al-Ghazali juga mengingatkan agar sebagai umat muslim jangan makan sampai kekenyangan, lebih baik makan setelah merasa lapar dan berhenti sebelum merasa kenyang. Hal itu karena rasa kenyang dapat mengeraskan hati. Dan hati yang keras akan susah mendengar dan melaksanakan kebaikan.
Sungguh di zaman yang serba instan sekarang ini kita amat kesusahan melaksanakan etika makan seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW tersebut. Kita amat sering membelanjakan makanan secara berlebihan, bahkan sampai menyetok makanan dalam jumlah banyak untuk berjaga-jaga pada hari-hari berikutnya padahal Allah SWT telah menjamin rejeki setiap makhluk-Nya.
Realita tersebut amat susah kita hindari, sehingga mengurangi sedikit demi sedikit makanan yang kita makan dapat melatih kita untuk menghilangkan sifat berlebih-lebihan ini. Dengan berlatih makan sedikit demi sedikit, akan bernilai lebih baik daripada mengindahkannya sama sekali. Semoga dengan mulai menerapkan etika makan Rasulullah SAW kita dapat lebih terjaga dari bahaya-bahaya penyakit karena di balik anjuran Rasulullah SAW selalu terkandung keutamaan-keutamaan. (AN)
Wallahu’alam.