“Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (Qs. Yunus ayat 58)
Diriwayatkan oleh Abu Syaikh, bahwasanya Abdullah bin Abbas RA. menafsirkan “karunia Allah” (Fadhlilla) dengan agama Islam dan kata rahmatuhu dengan Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya dalam surah al-Anbiya ayat 107, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” [Ad Durrul Mantsur karya Jalaluddin As Suyuthi]
Surah Yunus ayat 58 ini dijadikan salah satu dasar oleh Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki untuk menganjurkan umat Islam supaya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, khususnya jika memasuki bulan Rabi’ul Awwal, ulama mengajarkan kepada supaya menyambutnya dengan perasaan suka cita dan gembira dengan berbagai macam perayaan maulid.
Mengapa kita dianjurkan untuk bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW? Sebab berkat kelahiran Rasulullah SAW, umat manusia dapat meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak, serta segala pintu kebaikan dan kebenaran terbuka bagi umat manusia.
Imam Syafi’i pernah berkata bahwa setiap kenikmatan yang ada di alam semesta ini, terwujud sebab adanya Rasulullah SAW. Selain itu, menyakini akan hal itu adalah perkara yang wajib.
Lantas, apa keutamaan yang didapatkan oleh seseorang yang bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW?
Habib Umar bin Hafidz dalam kitab Adh Dhiya’ul Lami menuliskan ;
قد بشرت ثويبة سيدها أبا لهاب أعتقها فرحانا
لم ينس خالقنا فرحته بالمصطفى وبهذا الحديث أتانا
أن العذاب مخفف في كل إثنين لفرحته بمن وافانا
هذا مع الكفر فكيف بفرحة من ذي فؤاد إمتلا إيمانا
Dan ketika Tsuwaibah menyampaikan berita kepada tuannya (Abu Lahab) tentang kelahiran Muhammad Saw.
Maka Abu Lahab memerdekakannya sebagai tanda kegembiraannya
Tidaklah Tuhan Yang Maha Pencipta lupa akan kegembiraan hati (Abu Lahab)
Dengan kelahiran Musthofa Saw. sebagaimana dinyatakan di dalam hadits (Riwayat Abbas bin Abdul Muthalib ra. dalam Shahih Muslim)
Bahwa siksaan Abu Lahab diringankan pada setiap hari senin
Atas kegembiraannya dengan kelahiran junjungan kami (Nabi Muhammad Saw.)
Ini adalah anugerah Allah terhadap kafir yang gembira dengan kelahiran Nabi Saw.
Maka bagaimana halnya dengan seorang yang hatinya penuh dengan keimanan ?
Dijelaskan dalam suatu riwayat, bahwasanya ketika Abu Lahab menerima kabar tentang kelahiran anaknya Abdullah bin Abdul Muthalib (Kakaknya Abu Lahab) ia sangat gembira mendengarnya. Wujud kegembiraannya itu ialah dengan memerdekakan Tsuwaibah (Budak Abu Lahab yang memberikan kabar atas kelahiran keponakannya tersebut) dan Ia juga menyembelih 100 ekor unta untuk jamuan makan di sekitaran Masjidil Haram sebagai rasa syukur atas kelahiran keponakannya. Berkat kegembiraan itulah Abu Lahab mendapatkan keringanan azab dari Allah Swt.
Lantas, bagaimana dengan orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya yang bergembira atas kelahiran Rasulullah Saw.
Sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengazab seseorang yang di dalam hatinya ada Rasulullah Saw., dalam perilakunya ada akhlak Rasulullah Saw. dan dalam ucapannya ada syiar Rasulullah Saw.
Wallahu A’lam…