Anak-anak kecil memang memiliki tingkah yang lucu nan menggemaskan. Bahkan sebagian besar anak-anak kecil memiliki tingkah laku yang begitu aktif dan sulit untuk diam. Perilaku mereka yang juga gemar bermain-main di dalam masjid pun terkadang membuat para pengurus masjid dan orang dewasa lainnya menjadi tidak sabar. Keributan yang mereka lakukan biasanya dikhawatirkan mengganggu kekhusukkan orang yang sedang beribadah sehingga tak jarang anak-anak kecil itu pun ditegur, dimarahi, ataupun bahkan disuruh untuk keluar dari masjid.
Padahal anak-anak kecil bagaikan benih yang hendaknya dipupuk dengan baik agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik. Salah satu caranya yaitu dengan membiasakan mereka datang ke masjid agar rajin melaksanakan salat berjamaah dan terbiasa dengan bacaan-bacaan Al-Quran. Sesungguhnya, Islam sendiri melarang orang-orang dewasa memarahi anak-anak kecil di masjid sebab hal tersebut akan berdampak pada aspek psikologis sang anak.
Rasulullah SAW sendiri justru gemar berinteraksi dengan anak-anak kecil saat berada di masjid. Beliau SAW bahkan telah memberikan teladan yang baik terkait bagaimana sikap untuk menghadapi anak-anak kecil saat di masjid. Dalam sebuah hadist dikisahkan, “Kalau Rasulullah solat, apabila beliau sujud jadi Hasan serta Husein bermain menaiki belakang Rasulullah. Lantas, bila ada beberapa teman dekat yang menginginkan melarang Hasan-Husein jadi Rasulullah berikan isyarat untuk biarkan, serta jika sesudah usai solat Rasulullah memangku ke-2 cucunya itu.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Suatu ketika, saat Rasulullah SAW sedang berkhutbah di hadapan para kaum muslimin, cucu Rasulullah SAW yang bernama Hasan dan Husain pun tiba-tiba muncul. Mereka muncul sembari bermain-main di sela-sela shaf. Mereka pun asyik bercengkrama sambil berjalan-jalan, terus terjatuh, terus bangkit dan berdiri kembali. Lantas apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW? Melihat hal tersebut, Rasulullah SAW merasa iba lalu turun dari mimbar dan segera menggendong kedua cucunya tersebut.
Sebagaimana Abdullah Bin Buraidah meriwayatkan dari ayahandanya, “Rasulullah tengah berkhutbah -di mimbar masjid- lantas -kedua cucunya- Hasan serta Husein datang -bermain-main ke masjid- dengan memakai baju kembar merah serta jalan dengan sempoyongan jatuh bangun- lantaran memanglah masihlah bayi-, lantas Rasulullah turun dari mimbar masjid serta mengambil ke-2 cucunya itu serta membawanya naik ke mimbar kembali, lantas Rasulullah berkata, ‘Maha Benar Allah, kalau harta serta anak-anak itu yaitu fitnah, bila telah lihat ke-2 cucuku ini saya tak dapat sabar.’ Lantas Rasulullah kembali meneruskan khutbahnya.” (HR. Abu Daud)
Dari kedua hadis tersebut terlihat jelas bahwa Rasulullah SAW tidak marah sedikit pun terhadap anak-anak kecil yang bermain-main di masjid. Bahkan Rasulullah SAW juga tidak melarang dan tidak mengusir anak-anak kecil yang gemar bermain di masjid. Dalam kasus lain, Rasulullah SAW pun mempersingkat bacaan-bacaan salat saat mendengar tangisan bayi di dalam masjid. Sebagaimana Anas meriwayatkan, “Pernah Rasulullah SAW salat, lalu beliau mendengar tangis bayi yang dibawa serta ibunya salat ke masjid, maka Rasulullah pun mempersingkat salatnya dengan hanya membaca surat ringan atau surat pendek.” (HR. Muslim)
Dalam hadis yang lain Rasulullah pernah bersabda, “Kalau sedang shalat, terkadang saya ingin shalatnya agak panjangan, tapi kalau sudah mendengarkan tangis anak kecil -yang dibawa ibunya ke masjid- maka sayapun menyingkat shalat saya, karena saya tau betapa ibunya tidak enak hati dengan tangisan anaknya itu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Demikianlah teladan sikap-sikap Rasulullah SAW saat menghadapi anak-anak kecil di dalam masjid. Beliau SAW sama sekali tidak pernah memarahi dan tidak pernah mengusir anak-anak kecil yang ada di dalam masjid. Dengan demikian, umat Islam hendaknya meniru perilaku Rasulullah SAW dalam menghadapi anak kecil di masjid. Selain itu, hendaknya jangan memarahi atau mengusir anak-anak kecil dari masjid sebab hal tersebut akan berdampak pada aspek psikologis mereka dan menyebabkan rasa trauma dalam jiwa mereka.
Wallahu a’lam.