Amanah dan Keimanan: Dua Sisi Mata Uang yang Tak Terpisahkan

Amanah dan Keimanan: Dua Sisi Mata Uang yang Tak Terpisahkan

Jika amanah yang dijalankan dengan baik, maka derajat keimanan semakin bertambah. Selain itu, keamanan masyarakat bisa semakin terjamin.

Amanah dan Keimanan: Dua Sisi Mata Uang yang Tak Terpisahkan

Seorang pemimpin yang sejati harus menempatkan kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Amanah yang diemban oleh seorang pemimpin bukanlah sekadar tanggung jawab pribadi, melainkan titipan yang harus dipelihara demi kemaslahatan seluruh umat. Ketika seseorang dipilih menjadi pemimpin, ia harus sadar bahwa prioritas utamanya adalah melayani dan melindungi kepentingan rakyat, bukan mendahulukan kepentingan keluarga atau kelompok tertentu.

Mendahulukan kepentingan rakyat adalah bagian dari amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena amanah ini merupakan salah satu tolok ukur keimanan yang sejati.Amanah atau kepercayaan merupakan salah satu pilar utama dalam ajaran Islam yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun, apalagi oleh seorang pemimpin.

Dalam surat al-Mukminun Allah SWT berfirman:

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَۙ

(Sungguh beruntung pula) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka. (Q.S al-Mukminun: 8)

Rasulullah SAW mengingatkan umatnya akan pentingnya menjaga amanah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-Iman dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya berikut:

لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ، وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ

“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.” (H.R al-Bayhaqi dan Ahmad)

Hadis ini menegaskan bahwa amanah adalah bagian integral dari keimanan seseorang. Amanah bukan sekadar tanggung jawab terhadap tugas yang diemban, tetapi juga mencerminkan kualitas keimanan seseorang. Jika seseorang mengkhianati amanah, maka hal tersebut menunjukkan adanya cacat dalam keimanannya.

Iman dan amanah dalam bahasa Arab berasal dari tiga huruf yang sama, yaitu hamzah (ا), Mim (م),  dan nun (ن). Dari tiga huruf inilah tersusun kata: Amanah, Iman, dan Aman. Artinya, jika amanah yang dijalankan dengan baik, maka derajat keimanan semakin bertambah. Selain itu, keamanan masyarakat bisa semakin terjamin.

Namun, jika amanah justeru dilecehkan demi meraih kekuasaan atau untuk kepentingan pribadi dan keluarga, maka sesungguhnya orang tersebut telah menggadaikan keimanannya. Seorang pemimpin yang memanfaatkan jabatannya untuk keuntungan keluarganya sendiri atau yang mengorbankan kepentingan umum demi ambisi pribadinya, berarti telah mencederai kepercayaan yang diberikan kepadanya. Hal ini bukan hanya mencemarkan nama baiknya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga menunjukkan kelemahan dalam imannya.

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahih-nya dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasul SAW bersabda,

وترسل الأمانة والرحم، فتقومان جبنبتي الصراط يميناً وشمالاً… قال: وفي حافتي الصراط كلاليب معلقة مأمورة بأخذ من أمرت به، فمخدوش ناج، ومكدوس في النار، والذي نفس أبي هريرة بيده إن قعر جهنم لسبعون خريفاً.

Artinya, “ Ada dua hal yang akan diutus untuk mendampingi kanan dan kiri manusia saat melewati Sirath, yaitu Amanah dan silaturahim… Nabi SAW bersabda: Di kedua sisi shirath terdapat kait-kait yang tergantung, yang diperintahkan untuk mencengkeram siapa yang diperintahkan kepadanya. Maka ada yang tergores tetapi selamat, dan ada yang terjatuh ke dalam neraka. Demi Zat yang jiwa Abu Hurairah berada di tangan-Nya, sesungguhnya kedalaman neraka Jahannam adalah sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.” (H.R Muslim)

Amanah bukanlah sekadar kewajiban duniawi, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Pemimpin yang menggadaikan amanahnya demi kepentingan sesaat tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga seluruh umat yang dipimpinnya. Dalam Islam, amanah adalah cerminan dari keimanan, dan keimanan seseorang diukur dari sejauh mana ia dapat menjaga dan menunaikan amanah yang diberikan kepadanya dengan baik.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim, terutama seorang pemimpin, untuk selalu menjaga amanah dengan sebaik-baiknya. Hanya dengan menunaikan amanah, keimanan dapat tetap kokoh, dan kita akan senantiasa berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

(AN)