Setiap manusia pasti akan menemui kematian. Allah SWT berfirman, “Setiap yang bernyawa pasti akan mati” (QS: al-‘Ankabut ayat 57). Hanya saja tidak ada yang mengetahui kapan waktu kematian seseorang. Ada yang meninggal di waktu muda, ada yang di waktu tua, ada yang meninggal dalam kondisi sehat, dan adapula yang meninggal dalam keadaan sakit. Sebab itu, setiap manusia mesti menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya agar meninggal dalam kondisi husnul khatimah.
Seluruh ulama sepakat bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Kematian hanyalah pintu kehidupan berikutnya. Setelah meninggal dunia, manusia akan berhadapan dengan alam kubur dan hari kebangkitan. Ketika di dalam kubur, manusia akan ditanya mengenai amal yang dilakukannya selama hidup di dunia. Orang yang melakukan amal baik diberi kemudahan dalam menjawab pertanyaan dan diberi kenikmatan dalam kuburan. Sementara orang yang tidak pernah melakukan amal baik diberi siksaan berupa azab kubur.
Abu Laits al-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin mengingatkan agar manusia melakukan amalan ini dan meninggalkan amalan ini agar selamat dari siksa kubur. Empat amalan yang perlu dilakukan adalah:
Pertama, menjaga shalat lima waktu, jangan sampai meninggalkan dan melalaikan shalat. Kalau pernah meninggalkan shalat, segeralah untuk mengqadha atau menggantinya.
Kedua, menjaga sedekah, maksudnya perbanyaklah bersedekah dan berbuat baik kepada manusia.
Ketiga, memperbanyak membaca al-Qur’an, karena bisa menjadi penolong di hari akhirat kelak.
Keempat, memperbanyak membaca tasbih atau dzikir.
Sementara empat perbuatan yang perlu dijauhkan agar selamat dari siksa kubur adalah: pertama, berbohong; kedua, berkhianat; ketiga; suka bergunjing; keempat, tidak bersuci pada saat buang air besar ataupun kecil.
Semoga kita bisa mengamalkan empat hal di atas dan meninggalkan empat berikutnya agar selamat dari siksa kubur.