Imam Ja’far As-Shodiq, guru dari Imam Madzhab Maliki dan Hanafi mengatakan :
“Tidak ada satupun perbuatan yang dilakukan oleh seorang hamba kecuali disebutkan pahalanya didalam Al-Qur’an kecuali solat malam. Allah tidak menjelaskan pahalanya karena besarnya keagungan amalan tersebut.
Allah swt berfirman,
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ – فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS.as-Sajdah:16-17)
Ayat ini memberi kabar gembira bagi orang-orang yang istiqomah dalam solat malamnya dengan kedudukan yang tidak diketahui oleh siapapun. Bahka tidak disebutkan pahalanya oleh Al-Qur’an seperti amalan yang lain.
Padahal, amal-amal kebaikan itu dijanjikan dengan surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya. Bidadari yang tak pernah disentuh oleh manusia ataupun jin. Dan dipan-dipan yang begitu indahnya bagi para penghuni surga. Namun derajat orang-orang yang solat malam jauh diatas itu semua, hingga Allah menyembunyikan pahalanya kepada siapapun.
Maka beruntunglah siapa yang diberi taufik untuk melakukan solat malam dan beristiqomah dalam menjalankannya. Dan menjadikan solat itu sebagai tangga untuk menyampaikannya pada puncak kesempurnaan.”
*Bisa juga dibaca di sini