
Islami.co (Jakarta) – Dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, menjaga persatuan umat Islam menjadi sebuah keharusan. Hal ini disampaikan oleh Alissa Wahid dalam seminar “Seruan Ahlul Qiblat dan Ikhtiar Menguatkan Dialog Intra Islam” yang digelar oleh Majelis Hukama Muslimin (MHM) di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
Alissa menekankan bahwa Islam di Indonesia tumbuh dalam masyarakat yang sudah terbiasa dengan perbedaan. “Sebagai sebuah negara, Indonesia terdiri atas banyak pulau dan suku. Islam yang menyebar di Indonesia masuk dalam masyarakat yang sudah terbiasa dengan perbedaan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sejak abad ke-17 dan ke-18, para ulama Indonesia yang belajar ke Makkah dan Madinah telah mengalami suasana yang inklusif. “Semua mazhab ada. Sehingga perbedaan mazhab itu juga terbawa sampai sekarang di Indonesia dan terbiasa saling menghormati,” tambahnya.
Dalam paparannya, Alissa mengangkat konsep trilogi ukhuwah yang dicetuskan oleh KH Achmad Shiddiq sebagai fondasi penting dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. Tiga bentuk ukhuwah tersebut adalah:
- Ukhuwah Islamiyah – Persaudaraan sesama Muslim, yang dibatasi oleh maqasidus syariah.
- Ukhuwah Wathaniyah – Persaudaraan dalam konteks kebangsaan, yang dibatasi oleh Pancasila dan UUD.
- Ukhuwah Basyariyah (Insaniyah) – Persaudaraan sesama manusia, yang dibatasi oleh kerangka global, salah satunya adalah Nida’ Ahlul Qiblat.
Menurut Alissa, salah satu poin penting dalam Seruan Ahlul Qiblat adalah keharusan menjaga persatuan antar aliran dan golongan dalam Islam, serta kepekaan terhadap ujaran kebencian dan penghinaan terhadap kelompok yang berbeda. Ia mengajak semua pihak untuk tidak terjebak dalam klaim kebenaran dan sikap eksklusif.
“Kalau kita ingin mewujudkan Islam rahmatan lil alamin, maka tiga ukhuwah ini harus terus dihidupkan,” tegasnya.
Mengutip pandangan Gus Dur, Alissa menyebut bahwa masa depan peradaban Islam bertumpu pada dua pilar: masyarakat Timur Tengah sebagai tanah kelahiran Islam, dan masyarakat Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sebagai tempat berkembangnya Islam di tengah keberagaman. “Maka apa yang akan terjadi pada umat Islam di Indonesia akan berpengaruh terhadap peradaban Islam di dunia,” tandasnya.
(AN)