Alif, Ba’, Ta’

Alif, Ba’, Ta’

bilamana umur seabad telah berkandang dalam benak digigir-pecah batu cemeti oleh godam anak-anak alif

Alif, Ba’, Ta’

Dalam Ruh Alif

 

bilamana umur seabad telah berkandang dalam benak

digigir-pecah batu cemeti oleh godam anak-anak alif

petakanlah dengan arif selingkar jalan arah matahati

di celah musim tuai-berladang pucuk putih bersuluk

 

tapi hamba rasakan letih teramat pangkal

hingga keluh demi datu koyak kelopak kayu

 

menekur aksaramu serupa gading bertelur

payah hamba berjibaku bersitegang bersitutur

menyatu dalam ruhmu; kicau kepodang

 

tegak ruhku, tegak ruh-Mu

: dalam ruh alif

 

2016

 

Dalam Ruh Ba’

 

menelikung tengadah dua sisi landai-seberang

dikayuh setitik langgam sebagai isyarat dedaun serai

napas sekedirian umur setuturan cinta seruntaian

laju hidup disandar arah papandayan asal ruh-Nya

 

setara dihibah neraca waktu melucuti detik ke detik

kaugumuli pemilik tak berusai debu-debu seteru

kusenggamai alam pemisah sekat-sekat petaka

menuju-Nya muara segala

ranum pinta dan bercuaca

 

semoga hamba letih bertaring api

luruh dosa menjadi bantalan jelijih

 

himpun ruhku, himpun ruh-Mu

: dalam ruh Ba’

 

2016

 

Dalam Ruh Ta’

 

tiada rusak bercampur laksa kesemenaan dua titik

penjara tangkai rumbia berhias pagar motif batik

sebab telah disabda-lisankan para tetuha nyilam

hidup sebatas singgahan labuh untuk bertuhan

 

satu ruhku, satu ruh-Mu

: dalam ruh Ta’

 

2016

 

*Imam Budiman, Pegiat Sastra.