Al-Muafi bin Imran: Penulis Kitab Zuhud Pertama

Al-Muafi bin Imran: Penulis Kitab Zuhud Pertama

Al-Muafi bin Imran: Penulis Kitab Zuhud Pertama

Janganlah mudah memuji setinggi langit kepada orang yang masih hidup. Lihatlah saat ajal menjemputnya, apakah dia orang baik (husnul khatimah) atau dia orang buruk (su’ul khatimah). ~Muafi bin Imran

 

Penggalan kutipan di atas adalah nasehat seorang sufi besar abad kedua hijriyah. Dimana pesan dari kutipan tersebut mengingatkan kepada kita semua agar tidak mudah terpesona dengan orang yang masih hidup. Tak ada yang dijamin akan husnul khatimah kecuali sang Nabi. Oleh karenanya, jika nabi muhammad yang diperingati adalah hari lahirnya (mawlid), sedangkan para ulama adalah hari wafatnya (haulnya). Lalu, siapa Muafi bin Imran tersebut?

Adalah Abu Mas’ud al-Muafi bin Nufail bin Wahb bin Ubaidillah, lahir di Kota Mosul pada tahun 121 H. Mosul adalah nama sebuah kota negara Irak bagian Utara. Sebagian sejarahwan menjulukinya dengan sebutan syaikhul islam dan yaqutatul ulama. Ia adalah seorang yang terpercaya (tsiqah). Salah satu sifat kedermawanannya ditunjukkan dengan tidak memakan makanan sendirian. Ia selalu membagikannya kepada yang lain.

Sebagaimana para pelajar di masa lalu, ia mencari ilmu dari satu tempat ke tempat lain. Mengelana ke sejumlah majelis ilmu untuk belajar.

Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa al-Muafi adalah seorang sufi yang raut wajahnya tidak bisa dibedakan antara suka dan dukanya. Ia selalu menampakkan wajah yang berseri-seri.

Di Bashrah ia ditempa langsung oleh ahli hadis terkemuka, Syu’bah bin al-Hajjaj, Hammad bin Salamah, Rabin bin Sabih, Jarir bin Hazim, dan lainnya.

Di Makkah ia belajar langsung dibawah bimbingan ahli hadis dan fuqaha Makkah seperti Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij, Handzalah bin Abu Sufyan al-Jumahi, Utsman bin al-Aswad al-Jumahi, dan lainnya.

Di Madinah, ia belajar di bawah asuhan pendiri Madzhab Maliki, Imam Malik bin Anas, Imam Ubaidillah bin Amr al-Umri, dan ulama besar lainnya.

Di Syam, ia dibimbing oleh mujtahid seperti Abu AmrAbdurrahman bin Amr al-Awzai, Said bin Abdul Aziz at-Tanukhi, dan ulama lainnya.

Sedangkan di Mesir, ia menjadi murid Imam Laits bin Sa’d dan Abdullah bin Lahi’ah.

Deretan guru-gurunya yang merupakan ulama besar di masanya inilah yang membentuk karakter dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh al-Muafi. Ia belajar kepada guru-gurunya dengan dua metode; belajar langsung dan juga mempelajari karya-karya gurunya.

Penulis Kitab Zuhud Pertama

al-Muafi adalah seorang sufi abad kedua yang dinilai oleh sejumlah sejarawan dan filolog sebagai ulama generasi awal yang menulis kitab zuhud. Dalam karyanya berjudul kitab al-zuhud, ia menulis hadis-hadis dan atsar tentang pentingnya zuhud. Sezgin menempatkan al-Muafi dalam deretan tokoh paling awal yang menulis karya dalam bidang zuhud.

Kitab al-Zuhud adalah kitab yang memuat riwayat hadis dan atsar yang berkaitan dengan tema zuhud. Al-Muafi menyusun kitab ini dengan membuat empat belas bab. Bab pertama sampai bab ke empat belas mengulas tentang keutamaan zuhud. Ia mengulas tema tersebut sembari mengukuhkannya dengan atsar-atsar yang menguatkan zuhud. Kitab ini penuh dengan nukilan pendapat-pendapat para sahabat Rasululullah SAW seperti Sayyidina Umar, Siti Aisyah, Abdullah bin Mas’ud, dan sahabat-sahabat besar lainnya.

Sebagai seorang ulama yang kesohor kesufiannya, pujian-pujian pun mengalir deras kepada sosok sufi dermawan ini.

Bisyr bin Harits mengatakan bahwa aku tidak pernah melihat seseorang pun yang melebih kedermawanan Muafi bin Imran, ia dikenal sebagai seorang yang dermawan. Harta bendanya habis sebab kedermawanannya. Setiap kali datang kepadanya ia memberinya harta yang cukup untuk kebutuhan dalam satu tahun. Selain sikap kedermawanannya ini, al-Muafi merupakan salah satu periwayat hadis yang terpercaya (al-Tsiqat).

Menurut Salamah bin Abu Nafi’ dan Muhammad bin Abdullah bin Ammar, Al-Muafi wafat pada tahun 185 H. Sedangkan menurut al-Haitsam bin Kharijah dan Rabbah bin al-Jarrah, al-Muafi wafat pada tahun 186 H.

wallahu a’lam bishawab