Akibat Sering Mengakhirkan Shalat Lima Waktu

Akibat Sering Mengakhirkan Shalat Lima Waktu

Akibat Sering Mengakhirkan Shalat Lima Waktu

Shalat wajib atau shalat fardhu merupakan hal yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat islam di manapun. Shalat wajib merupakan hal yang pertama disyariatkan dan diwajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat Rasulullah SAW. Seperti dalam suatu riwayat Ibn Umar RA yang berisi sabda Rasulullah tentang shalat lima waktu yang merupakan hal yang pertama kali diwajibkan oleh Allah kepada seluruh umat Rasulullah SAW.

Maka melihat dari riwayat tersebut kita dapat mengartikan bahwa ibadah shalat lima waktu merupakan suatu kewajiban yang sangat sakral dan memiliki nilai yang tinggi di hadapan Allah SWT, maka tentunya akan ada balasan yang berat nanti ketika di akhirat untuk orang-orang yang berani meremehkan shalat wajib tersebut, apalagi meninggalkannya.

Akan tetapi tidak semua umat Nabi dapat memahami dengan baik kewajiban shalat lima waktu tersebut, sehingga tidak sedikit dari manusia yang masih meremehkan sholat wajib tersebut. Bahkan orang yang meremehkan shalat wajib tidak hanya dilakukan oleh orang-orang masa kini, melainkan di zaman dahulu juga ada orang yang meremehkannya. Maka orang-orang tersebut suatu saat nanti akan mendapat balasan dariNya.

Seperti sebuah kisah yang tercantum dalam kitab Irsyadul Ibad karya Syeikh Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-malibari yang berisi tentang seorang perempuan yang sering meremehkan waktu shalatnya.

Suatu ketika ada seorang perempuan yang meninggal dunia. Dia memiliki seorang saudara laki-laki dan seorang ibu. Pada saat prosesi pemakaman mayat si perempuan tersebut, saudara laki-lakinya turut serta memakamkannya dan ikut masuk ke dalam liang lahat si perempuan.

Pada saat ia menguburkan saudara perempuannya, dia tidak menyadari bahwa ada suatu barang miliknya yang jatuh ke dalam kuburan saudara perempuannya. Sampai pada akhir prosesi pemakaman saudara perempuannya dan orang-orang mulai pergi dari makam si perempuan, termasuk dia sendiri, dia masih belum menyadari akan hal itu.

Dia baru sadar dan mengetahui bahwa ada sesuatu yang hilang darinya ketika dia sudah sampai rumahnya. Dia kembali mengingat dimana dia mulai kehilangan barangnya tersebut. Hingga akhirnya dia dapat mengingatnya dan berpendapat bahwa barangnya jatuh pada saat dia memakamkan saudara perempuannya.

Maka dia memutuskan untuk kembali ke makam saudara perempuannya tersebut dan menggalinya kembali untuk mengambil barangnya. Akan tetapi di tengah-tengah dia menggali kuburan saudaranya, dia melihat ke dalam kuburan saudaranya terdapat kobaran api yang menyala-nyala. Maka kemudian dia memutuskan untuk tidak jadi mengambil barangnya dan mengembalikan tanah kuburan seperti semula yang sebelumnya dia gali tersebut.

Kemudian dia kembali pulang ke rumahnya untuk menemui ibunya. Di sepanjang jalan dia menangis tersedu-sedu dengan diselimuti perasaan khawatir. Ketika dia telah bertemu ibunya, dia langsung bertanya padanya: “ibu, ceritakan padaku tentang saudara perempuanku yang baru saja meninggal tadi.” Ibunya balik bertanya:”kenapa engkau bertanya demikian?”, dia menjawab:” karena tadi saya melihat makam saudara perempuanku mengeluarkan kobaran api yang menyala-nyala.” Mendengar berita tersebut, sang ibu langsung menangis dan berkata: ”wahai putraku, sesungguhnya saudara perempuanmu semasa hidupnya seringkali meremehkan shalat wajib lima waktu. Dia selalu mengakhirkan waktu shalatnya. Dia sama sekali tidak mengindahkan anjuran untuk melaksanakan shalat di awal waktu”.

Melihat cerita tersebut, kitadapat memahami bahwa hanya dengan meremehkan waktu shalat wajib saja balasannya sedemikian mengerikannya, maka bgaimana jika ada orang yang sampai meninggalkan shalat wajib lima waktu?, Wallahu a’lam.

Maka sudah sepantasnya kita sebagai manusia yang dianugerahi oleh Tuhan dengan akal sehat yang sempurna untuk terus melaksanakan kewajiban sholat lima waktu di awal waktunya masing-masing, agar kita selalu mendapat rahmat dari Allah SWT dan terhindar dari kejadian yang serupa dengan kisah tersebut. Amin.

Sumber : Irsyadu Al-ibad Ila Sabili Al-Rasyad.