Riset PPIM UIN Jakarta: Islam Bisa Dorong Inovasi Lingkungan Berkelanjutan

Riset PPIM UIN Jakarta: Islam Bisa Dorong Inovasi Lingkungan Berkelanjutan

Riset PPIM UIN Jakarta: Islam Bisa Dorong Inovasi Lingkungan Berkelanjutan

Islami.co (Jakarta) – Penelitian terbaru dari PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengungkap bahwa nilai-nilai Islam dapat menjadi pendorong utama dalam membangun inovasi lingkungan yang berkelanjutan. Riset ini menunjukkan bahwa komunitas Muslim di berbagai daerah telah berhasil mengembangkan solusi inovatif dalam mengatasi tantangan lingkungan.

Dalam peluncuran hasil penelitian di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (11/2), Koordinator Riset Testriono menjelaskan bahwa komunitas Muslim memiliki pendekatan unik dalam merespons isu lingkungan. “Ketika masyarakat memahami bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah, mereka terdorong untuk berkontribusi lebih besar dalam aksi nyata,” ujarnya.

Penelitian ini menemukan berbagai inovasi berbasis komunitas, seperti pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos, pemanfaatan wakaf untuk penghijauan, serta program ekowisata berbasis masjid. Keberhasilan inovasi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor utama: partisipasi aktif warga, keterlibatan institusi agama, serta peran inisiator lokal yang mendorong perubahan sosial.

Direktur PPIM UIN Jakarta, Didin Syafruddin, menegaskan bahwa ajaran Islam seharusnya menjadi landasan utama dalam gerakan lingkungan. “Ketika pesan keberlanjutan disampaikan dari mimbar-mimbar masjid, umat lebih mudah menerima dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Untuk memperkuat peran komunitas Muslim dalam inovasi lingkungan, PPIM UIN Jakarta merekomendasikan beberapa langkah strategis, termasuk pelatihan bagi aktivis lingkungan berbasis agama, promosi inovasi komunitas, serta pemanfaatan dana zakat dan wakaf untuk proyek pelestarian lingkungan.

Peluncuran hasil riset ini juga diikuti dengan diskusi bersama sejumlah pakar, seperti Andhyta F. Utami (CEO Think Policy Indonesia), Prof. Soeharko (UGM), dan Hening Parlan (GreenFaith Indonesia).

(AN)