Donald Trump yang Keras Kepala, Tolak Izinkan Warga Palestina Balik ke Gaza

Donald Trump yang Keras Kepala, Tolak Izinkan Warga Palestina Balik ke Gaza

Donald Trump yang Keras Kepala, Tolak Izinkan Warga Palestina Balik ke Gaza
Jalur Gaza telah menjadi “kuburan” bagi anak-anak di tengah serangan tanpa henti Israel terhadap wilayah tersebut, ujar Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Rabu (20/11/2024). ANTARA/Anadolu/py

AMERIKA, ISLAMI.CO – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tetap keras kepala dan menegaskan bagi mereka warga Palestina yang meninggalkan Jalur Gaza, dalam rencana kontroversialnya, tidak akan diizinkan kembali.

Kata Trump, Amerika yang akan bangun dan lebih aman. Ia juga bilang, nantinya akan ikut ambil alih Gaza bangun wilayah itu. Ungkapan itu pun ditentang pelbagai pihak dan Trump bergeming saja.

“Kami akan membangun komunitas yang aman, sedikit jauh dari tempat mereka sekarang, dari semua bahaya ini,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News yang ditayangkan pada Senin (10/2).

“Sementara itu, saya akan memiliki ini. Anggap saja sebagai proyek pengembangan real estat untuk masa depan, ini akan menjadi lahan yang indah,” tambahnya.

Bahkan ketika ditanya soal hak warga Palestina kembali ke wilayahnya, Trump menggelengkan kepala dan buat alasan soal keamanan. Dan, kehidupan yang lebih menjanjikan.

“Tidak, mereka tidak akan, karena mereka akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik.”

“Dengan kata lain, saya berbicara tentang membangun tempat tinggal permanen bagi mereka, karena jika mereka harus kembali sekarang, butuh bertahun-tahun sebelum bisa dihuni kembali,” kata Trump.

“Saya berbicara tentang memulai pembangunan, dan saya pikir saya bisa membuat kesepakatan dengan Yordania, saya pikir saya bisa membuat kesepakatan dengan Mesir, Anda tahu, kami memberi mereka miliaran dolar setiap tahun,” katanya menambahkan.

Ide Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk relokasi warga Gaza ke sejumlah negara terus ditentang. Salah satunya muncul dari Arab Saudi.

Seorang anggota Dewan Syura Arab Saud, Yousef bin Trad Al Saadoun,  mengatakan, sebaiknya Trump mikir hal yang lebih bagus untuk Timur Tengah.

Solusi itu, menurutnya, lebih bagus. jika memindahkan penduduk Israel ke Alaska dan Greenland. Pemindahan Israel ke Alaska atau Greendland, katanya, akan menjadi solusi yang lebih baik bagi stabilitas Timur Tengah.

Sebuah analogi paling pas karena dua negara itu juga kosong Apalagi, Trump ingin menjdikan Gaza dan tentu Palestina sebagai bentuk baru Timur Tengah atau Riviera Timur yang utopis dan tidak punya dampak solusi di Palestina.

“Jika Trump benar-benar ingin menjadi pahlawan perdamaian dan membawa stabilitas dan kemakmuran bagi Timur Tengah, sebaiknya dia memindahkan warga Israel yang dicintainya ke negara bagian Alaska, lalu ke Greenland, tentu saja setelah mencaploknya terlebih dahulu,” tulis Al Saadou di surat kabar Okaz pada Jumat dilansir Antara

Selain itu, ia meminta warga Palestina untuk tetap bersatu karena memang di era Trump disebutnya sebagai ‘yang terburuk mungkin belum datang’ sebagai bentuk analogi tentang masa depan Palestina masih belum pasti, meskipun gencatan senjata sudah terjadi.

“Orang-orang Saudi bisa membuat negara Palestina di Arab Saudi; mereka punya banyak lahan di sana,” kata Netanyahu pada Kamis.

gagasan Bos Israel, Benyamin Netanyahu agar negara Palestina didirikan di Arab Saudi dan jangan menyeret Timur Tengh dalam pusaran itu.

“Zionis dan sekutu mereka harus sadar bahwa mereka tak akan berhasil menyeret pemimpin Saudi ke dalam jebakan media dan tekanan politik yang menyesatkan,” kata dia.