Banyak sufi kelana. Hidupnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Menelusuri bumi Tuhan yang tak bertepi. Di antaranya al-Syekh Abu Thahir al-Haramiy, yang dikenal sufi kelana Malamatiyah dan memiliki banyak murid, tapi juga banyak yang salahpaham dan tidak menyukainya.
Dikisahkan pada satu hari al-Syekh Abu Thahir al-Haramiy sedang berkelana dengan menunggang Keledainya. Memasuki sebuah pasar. Kebetulan dilihat oleh muridnya. Sang murid menyapa sembari memegang tali Keledai sang guru.
Sang guru pun behenti. Warga pasar pun melihatnya. Ada seorang laki-laki berkata, “dia itu syekh zindik (kafir terselubung)!!” Sambil menuding ke arah Abu Thahir.
Mendengar umpatan itu, seluruh warga pasar pun kaget dan hampir terprovokasi, dan sang murid berang dan mau membela gurunya dengan hendak menghajar laki-laki itu. Sang guru mencegahnya seraya berkata, “ketika kamu diam membisu tak bergeming, maka aku akan kasih tahu sesuatu kepadamu. Ikhlaslah dengan ujian, inkuisisi, cemoohan itu.”
Kemudian sang murid diam, urung menghajarnya, sabar dan ikhlas.
Sang guru sedikit pun tak terluka hati, tak tersinggung, dan boroboro membalasnya.
Ia ikhlas dengan cemoohan dan bulliyan itu. Dan berharap muridnya pun bisa melatih diri agar bisa sabar dan ikhlas dengan berbagai macam ujian, cemoohan. Karena semua bisa dilatih untuk sebuah jiwa yang matang, hati yang jernih, dan semakin dekat dengan Tuhan.
Ketika bertemu dengan sang murid itu pada kesempatan lain. Sang guru Abu Thahir menunjukkan setumpuk surat dari para murid, umat, dan para tokoh yang berisi puja puji dengan memberi julukan yang memukau kepada sang guru.
Sang guru berkata, “lihat surat-surat yang dikirimkan setiap orang yang didalamnya memberi julukan kepadamu dengan julukan masing-masing. Ada yang menjuluki saya dengan al-syekh al-imam, sang pemimpin. Ada yang menunjuki saya dengan syekh yang jenius.
Ada yang menjuluki dengan syekh zahid, seorang yang zuhud asketis. Dan yang lainnya. Semua itu hanyalah julukan, bukan nama. Semua itu tidak ada artinya apa-apa. Semua itu nothing!! Setiap orang akan berkata sesuai dengan keyakinannya sendiri-sendiri, dan menjulukiku sesuai dengan asuminya masing-masing. Begitupun orang yang menjuluki saya dengan sebaliknya.
Bagaimana mungkin itu semua akan berpengaruh? Toh semua puja puji itu tiada artinya.
Semua puja puji itu tidak ada apa-apa. Sebagaimana cemoohan dan bulliy itu tidak ada artinya. Semua cemoohan, caci maki, ejekan dan celaan itu tidak ada apa-apa.
Di mata Sufi Malamatiyah, puja dan cela adalah sama, sama-sama tidak ada artinya, tidak ada apa-apa. Ikhlas di setiap keadaan.
Sufi kelana. Banyak menyimak dan berinteraksi dengan berbagai jenis manusia di berbagai penjuru dunia ini.
Bumi Allah teramat luas. Sufi Malamatiyah dolane ewadoh (mainnya jauh), kopinya kental, banyak teman di setiap daerah yang disinggahi, jiwa dan hatinya seluas dan sedalam samudera..