Apakah ibadah saja cukup untuk hadirkan Tuhan di hati kita? Ternyata, Tuhab hadir di hati orang-orang yang peduli dengan Kemanusiaan
Dalam gelara Festival Beda Setara atau Best Fest Gusdurian, Putri keempat Abdurrahman Wahid, Inaya Wahid mengisahkan soal jalan lain keagamaan.
katanya, salah satu mencapai ketuhanan adalahĺ dengan peduli terhadap manusia lainnya.
Sebab banyak di antara kita, berfokus pada Tuhan tetapi sekaligus melupakan nilai-nilai kemanusiaan.
“Ketika kita bicara agama, kita selalu bicara soal bagaimana kita ingin membuat hubungan yang baik dengan Tuhan. Tapi cara tercepat dan terbaik untuk mencapai ketuhanan adalah lewat kemanusiaan,” ungkap Inayah di hadapan para tamu undangan.
Fakta hari ini, tidak sedikit tokoh-tokoh agama yang bersembunyi dibalik embel-embel kepentingan agama, tetapi sebenarnya malah melupakan nilai-nilai kemanusian. Hal ini tampak, manakala umat lain tidak diberi haknya untuk membangun rumah ibadah, jangankan rumah ibadah, melakukan ibadah rutin pun masih dipersulit haknya. Ini jelas, merampas hak-hak kemanusiaan mereka.
Inayah menegaskan, praktik-praktik kemanusiaan dalam hal apapun bentuknya akan lebih membekas manakala diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, toleransi, solidaritas kemanusiaan itu hanya berfungsi jika diwujudkan dalam laku hidup. Ia turun, bergerak di tengah masyarakat bukan sekadar dimensi konsep yang mengawang di atas.
Gus Dur baginya, sudah membuktikan berkali-kali pentingnya berdiri untuk kepentingan masyarakat dan menciptakan keadilan sosial. Misalnya, ketika Gus Dur membela pedangdut Jawa Inul Daratista atau ketika Gus Dur mengunjungi orang-orang yang dicap Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga pembelaan-pembelaan kemanusiaan lainnya.
Inaya Wahid memungkasi dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling kolaboratif membangun keadilan sosial bagi masyarakat.
“Sudah saatnya kita meneruskan teladan Gus Dur. Sudah waktunya kita bekerja untuk masyarakat dan berdiri demi kepentingan mereka. Itu yang paling penting,” pungkasnya.
Festival Beda Setara bertemakan “Menegakkan Kesetaraan untuk Kemanusiaan” diharapkan mampu menjadi pengikat persatuan dan Indonesia dan memperjuangkan hak-hak kemanusiaan. Festival yang berlangsung selama enam hari ini akan diisi dengan berbagai kegiatan misalnya, pameran bestari, bioskop rakyat, learning forum, fun walk hingga puncaknya peringatan Haul Gus Dur ke-15.
Hadir pada malam pembukaan itu Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan GUSDURian, Jay Akhmad bersama dengan sejumlah rektor Universitas di Yogyakarta di antaranya, Rektor UIN Sunan Kalijaga Noorhaidi Hasan dan tokoh-tokoh lainnya.