Surat al-Humazah, kata Prof. Quraish Shihab dalam Shihab dan Shihab, berbicara tentang ancaman terhadap orang yang suka mencela, suka mengumpat, suka menyebarkan hoax, dan suka menyebarkan keburukan orang lain. Walaupun keburukan yang bersangkutan itu benar adanya, tetapi tetap saja perbuatan tersebut tidak baik.
Sebelum mengulas penjelasan singkat tentang surat ini, berikut redaksi firman Allah surat al-Humazah ayat 1 sampai 9:
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ
“Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela.”
ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ
“Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung.”
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ
“Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya.”
كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ
“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.”
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ
“Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?”
نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوقَدَةُ
“(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan.”
ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ
“Yang (membakar) sampai ke hati.”
إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ
“Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.”
فِى عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍۭ
“(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.”
Ayat ini didahului dengan kata wail, yang mana para ulama umumnya mengartikan dengan nereka, atau ada lembah di nereka. Menurut Prof. Quraish Shihab, ayat ini memberi kesan khusus. Biasanya yang diancam dengan negaka adalah setiap orang yang melakukan kekufuran atau keyakinan yang menyimpang dari kebenaran.
Namun ayat ini juga menunjukkan bahwa yang dimasukkan ke dalam negara tidak hanya orang kafir, tetapi juga orang yang suka mencela atau mengumpat. Ini menunjukkan sikap ini sangat buruk, sehingga Allah memberi ancaman neraka bagi setiap orang yang melakukannya.
“Humazatil” dalam ayat di atas artinya sebetulnya tusukan, jadi maksudnya lidah yang menusuk hati orang lain, atau menyakiti hati orang lain. Untungnya, kata Prof. Quraish, kata yang digunakan berbentuk jamak, lumazah dan humazah, sehingga maknanya mengisyaratkan ancaman ini berlaku bagi orang yang melakukannya berulang kali.
Ayat kedua berbicara tentang orang yang mengumpulkan harta. Sekilas terlihat tidak ada kolerasi makna antara ayat pertama dan kedua, tetapi sebetulnya keduanya memiliki keterkaitan. Prof. Quraish Shihab menjelaskan, biasanya yang menghina itu orang mampu atau orang kaya. Sikap mengejek, mencibir, dan menimbulkan tawa orang yang melihatnya, itu biasanya dilakukan oleh orang yang merasa dirinya kaya.
“Tapi hal yang lebih penting lagi, orang yang kaya saja dilarang, apalagi orang miskin. Lebih tidak wajar. Kamu sudah miskin, mengejek orang lagi. Ada suatu hal yang buruk kalau dikerjakan orang tertentu menjadi lebih buruk,” Tegas Prof. Quraish Shihab.
Kemudian ayat berikut menggunakan redaksi “malahu”, hartanya. Bentuknya tunggal. Biasanya di dalam al-Qur’an, kata harta dibarengi dengan penyebutan kelompok, semisal amwalal yatama, harta anak yatim. Artinya dalam setiap harta kita terdapat hak orang lain, karenanya kita dianjurkan untuk berbagi dan bersedekah. Pesan dari ayat ini, janganlah kita mengaku bahwa harta yang kita punya itu milik kita sendiri, tetapi dalam setiap harta kita terdapat juga hak orang lain yang membutuhkan.
Orang yang menganggap hartanya milik sendiri, biasanya suka perhitungan dan memeluk erat harta yang dimilikinya, sehingga lupa akan kematian. Mereka mati dalam keadaan memikirkan hati, akibatnya Allah melemparkan mereka ke neraka bersama hartanya.
Kalau ada kata “Ma Adraka”, jelas Prof. Quraish, itu maknanya tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Kita sulit mengimajinasikan betapa pedihnya siksaan api neraka. Tapi Allah menggambarkan sedikit siksaannya, yaitu yang dibakar di nereka nanti bukan hanya kulit, namun juga hati.
Selain pedihnya siksaan api neraka, orang yang sudah masuk ke dalamnya tidak akan bisa keluar, karena dikelilingi tempok yang tinggi. Kalau rendah tempoknya bisa lompat, tapi kalau sudah tinggi, mustahil lari.
“Memang mengerikan. Dan jangan duga bahwa yang diancam itu hanya yang membuatnya, tapi juga pengirimnya. Anda udah tau itu hoax, jangan kirim lagi pada yang lain. Sangat mengerikan, tapi sayang tidak banyak yang sadar,” Tutup Prof. Quraish Shihab.