“Berbicaralah kepada kedua orang tua Anda dengan sopan santun”. (Imam Syafi’i). Setinggi apapun jabatan, pangkat, kedudukan, berbakti kepada orang tua tidak membuat kedudukanmu rendah, jabatanmu hilang. Durhakamu kepada orang tua akan menjadi kerugianmu baik di dunia maupun di akhirat. Berikut teks khutbah Jumat terkait bakti kepada orang tua.
Teks Khutbah Jumat: Bakti kepada Orang Tua Sama Dengan Bakti kepada Allah SWT
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا وَاخْتَارَنَا وَاجْتَبَانَا وَجَعَلْنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُ بِاللهِ أَنْزَلَ عَلَى نَبِيِّنَا قُرْآنًا هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيَانًا قَالَ تَعَلَى: وَقَضَى رَبُّكَ اَنْ لَاتَعْبُدُوا اِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَهُوَ الَّذْي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الْصَّالِحَاتُ وَنَشْهَدُ اَنْ لَا إِلَهَ إِلَّاللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ أَوْجَبَ طَاعَةَ الْوَالِدَيْنِ وَحَرَّمَ عِصْيَانَهُمَا وَنَهْرَهُمَا وَ نَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْعُظَمَاءِ اَلْقَائِلُ: اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَات. أَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْبَرَارَةِ الْكِرَامِ. أمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللهَ – عِبَادَ اللهِ- حَقَّ التَّقْوَى. قال الله تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُوْنَ.
Para jama’ah jum,at yang diridhoi Allah Swt!
Marilah kita terus semangat meningkatkan takwa kepada Allah Swt dengan sama-sama mengingat akan kebesaran Allah Swt yang menciptakan alam dan isinya untuk keperluan kita sebagai umat manusia, agar kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kepada kehadirat-Nya. Salah satu yang membuat Allah Swt marah kepada kita adalah kita selalu lalai dan abai dengan perintahnya. Kemarahan Allah Swt akan membawa banyak macam kesengsaraan dalam hidup di dunia, lebih-lebih nanti kelak di akhirat.
Para jama’ah jum,at yang diridhoi Allah Swt!
Allah Swt menurunkan Alquran yang isinya penuh dengan petunjuk dan ajaran yang benar. Di antaranya Allah berfirman,
قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kemarilah! Aku akan membacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, (yaitu) janganlah mempersekutukan-Nya dengan apapun, berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (Q.S Al-An’am ayat 151).
Dalam ayat di atas terdapat dua poin yang sangat urgen dalam kehidupan dunia yang berdampak besar di akhirat. Pertama, manusia hanya menyembah kepada Allah saja. Kedua, manusia harus berbakti, berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Banyak ayat Al-Quran yang menyuruh kita untuk berbakti kepada kedua orang tua. Istimewanya, hampir semua perintah berbakti kepada kedua orang tua itu bergandengan dengan perintah jangan menyekutukan Allah Swt.
Seperti di dalam ayat yang berbunyi,
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua”. (Q.S An-Nisa’ ayat 36).
Jadi di dalam penggalan ayat tersebut Allah Swt menyuruh kita untuk menyembah-Nya dan jangan syirik (tidak boleh mempersekutukan).
Begitulah salah satu Allah Swt menghargai kedudukan orang tua yang harus ditaati dengan menggandengkan terhadap perintah untuk menyembah Allah Swt.
Jadi kalau kita ambil kesan dari susunan redaksi ayat-ayat di atas, durhaka kepada ibu dan bapak itu hampir sama jahatnya dengan mendurhakai Allah Swt. Menghina bapak ibu hampir sama dengan menghina Allah Swt dan begitu seterusnya.
Dalam suatu riwayat oleh Al-hakim dan Al-Ashbihani dari Abu Bakar r.a. Nabi Saw bersabda:
كُلُّ الذُّنُوبِ يُأَخِّرُ اللهُ مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلَّاعُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ فَإِنَّ اللهَ يُعَجِّلُهُ لِصَاحِبِهِ فِي الْحَيَاةِ قَبْلَ الْمَمَاتِ
“semua dosa di antaranya ada yang ditangguhkan Allah (hukumannya) menurut kehendak Allah sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah mensegerakan hukuman bagi yang mendurhakai itu di dalam kehidupan dunia sebelum mati”.
Hadirin, jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Swt!
Jadi marilah kita senantiasa berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua, lebih-lebih kepada ibu! Kalau kita renungkan bagaimana beratnya yang dirasakan ketika mengandung sampai melahirkan. Maka pantas saja kita ketika durhaka kepadanya satu kali saja itu dapat dosa besar. Sampai-sampai Nabi Muhammad Saw bersabda yang diriwayatkan oleh Al-Qudha’i dari Anas yang berbunyi,
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ
“Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu”.
Maksud dari hadits tersebut, bahwa sehebat apapun iman dan ibadatnya seorang anak, namun dia durhaka dan sering membangkang ibunya atau kedua orang tuanya, maka tidak mungkin ia masuk surga. Banyak sekali hadis maupun qaul-qaul para ulama yang menjelaskan keistimewaan orang tua sehingga melarang keras durhaka kepada keduanya. Bagi yang orang tuanya masih ada bersegeralah minta maaf dan ridhonya, dan yang sudah wafat berdoalah agar dosanya diampuni dan perbuatan ibadatnya diterima di sisi Allah Swt.
Demikianlah khutbah singkat yang dapat khatib sampaikan, semoga ada manfaatnya bagi khatib khususnya dan bagi kita sesama selaku kaum muslimin. Mudah-mudahan Allah membuka hati dan jiwa kita sehingga dapat mengerti dan mengamalkan dari semua ayat dari allah maupun hadits dari Rasulullah. Dan semoga kesalahan dan kekeliruan kita, dan bapak ibu kita diampuni oleh Allah Swt. Aamiin ya rabbal a’lamin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَلَى: وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ االْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكمم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ