Islami.co (Haji 2024) – Kepadatan jemaah haji di Mina tahun ini kembali menjadi perhatian utama. Sejak awal pelaksanaan haji, Kementerian Agama (Kemenag) telah menunjukkan sikap proaktif dalam menangani situasi di Mina yang tak terelakkan padatnya.
Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan bahwa kepadatan di Mina ditengarai karena kondisi Mina yang dari dahulu tidak ada perluasan.
Ditambah, menurut Hilman, mulai tahun 2024 ini, Mina dibagi menjadi lima zona, zona tersebut didasarkan pada kategori lokasi dan kategori harga. Hal ini dilakukan untuk membantu mengatur arus jemaah dan memaksimalkan penggunaan ruang yang ada.
Zona 1-2 terletak paling dekat dengan lokasi lempar jumrah, biasanya zona ini digunakan untuk jemaah haji khusus dan furoda. Sedangkan zona 3 dan 4 merupakan tempat yang telah biasa digunakan setiap tahun oleh jemaah haji reguler Indonesia. Zona 5, yang dikenal sebagai Mina Jadid, terletak lebih jauh. Menurut Hilman, semakin dekat
Hilman Latief, menyatakan jemaah haji Indonesia menempati area yang sangat terbatas tersebut, sehingga kepadatan tak bisa dielakkan. Meskipun demikian, Kemenag tetap proaktif jika ada keluhan dari jemaah.
Kader Muhammadiyah ini menyebutkan, ketika jemaah mengeluhkan tenda, Kemenag aktif melobi Masyariq (pihak vendor) untuk menyediakan tenda tambahan.
“Ada beberapa tenda dengan kapasitas yang kurang sesuai. Dalam kasus seperti itu, kami segera melakukan intervensi, mengunjungi lokasi, dan memberikan alternatif yang lebih baik bagi jemaah,” ujar Hilman dalam acara Coffe Morning Sukses Haji 2024 di Aryaduta Jakarta (15/7).
Lebih lanjut, Kemenag juga menemukan beberapa tenda yang sebelumnya digunakan sebagai gudang makanan.
“Kami memutuskan untuk memanfaatkan tenda-tenda tersebut demi kenyamanan jemaah. Kepadatan memang sudah menjadi bagian dari pelaksanaan haji sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Tidur berjejer seperti ikan sarden sudah biasa, dengan ukuran hanya 82 cm per orang,” tambahnya.
Terkait kepadatan Mina, Hilman juga menyebut akan ada evaluasi. Bahkan menurutnya, Kemenag telah menyiapkan skema Tanazul dari Mina. Namun tak bisa diterapkan pada tahun ini karena beberapa hal, seperti terkait keabsahan mabit, konsumsi di hotel tanazul dan beberapa hal lain.
“Kemenag tengah menyiapkan seperti tanazul, jadi jamaah saat di Mina tidak tinggal di tenda tapi di hotel, tapi itu belum kita lakukan tahun ini,” terang Hilman.
Hilman juga memastikan bahwa setiap laporan mengenai ketidaknyamanan langsung ditangani. Langkah proaktif ini dilakukan demi menjaga kenyamanan dan kelancaran ibadah haji tahun ini.
Tahun 2024 ini Kemenag juga meluncurkan aplikasi Kawal Haji yang bisa diakses jemaah haji untuk menyampaikan keluh kesah dan komplain atas layanan. Kemenag juga proaktif untuk segera memberikan solusi atas laporan yang disampaikan jemaah melalui aplikasi tersebut.
“AC mati ada laporan di kawal haji, kita langsung cek ke lokasi, kita tandai bersama kerajaan saudi, dan langsung ditindak lanjuti, sehingga intervensi menjadi jelas, di mana, kapan,” tegasnya.
(AN)