Roeslan Abdulgani: Islam Adalah Agama Kemajuan

Roeslan Abdulgani: Islam Adalah Agama Kemajuan

Di abad ke 20 ini pun hendaknya Pemuda Muhammadiyah terus maju tampil ke depan, menjanjikan gerakan-gerakan Islam di Indonesia sebagai bagian daripada “the new emerging forces”, dan jangan sampai gerakan Islam di Indonesia ini terpelanting ikut dalam barisannya “the old established forced” yang kolot dan lapuk itu.

Roeslan Abdulgani: Islam Adalah Agama Kemajuan
Roeslan Abdulgani (Poto diambil dari koleksi Pustaka Universitas Leiden)

Roeslan Abdulgani semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Menko Luar Negeri, Menko Perhubungan Rakyat, dan juga diminta Bung Karno sebagai Ketua Pembina Jiwa Revolusi. Berikut ini adalah salinan pidato Roeslan Abdulgani saat diminta untuk mengisi Konferensi Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiya seluruh Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 16-19 Juli 1964. Pidato ini terdapat dalam buku Kobarkan Terus Api Islam yang diterbitkan Penerbitan Negara Departemen Penerangan RI. Berikut salinan pidato lengkapnya:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Terlebih dahalu saya ingin menyampaikan penyelesalan saja, bahwa saya tidak dapat memenuhi undangan saudara-saudara menghadiri konferensi kerja Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia, berhubungan dengan kesibukan-kesibukan saya tidak dapat meninggalkan Ibukota Jakarta. Namun demikian hati saya berada di tengah-tengah saudara sekalian, dan saya mengikuti dari jauh konferensi kerja yang sedang berlangsung sekarang ini, sambil memohon kehadiran Tuhan Yang Maha Esa semoga konferensi ini mendapatkan sukses yang sebesar-besarnya untuk kepentingan agama, negara, dan revolusi kita.

Dalam pada itu, saya ingin melahirkan kegembiraan saya dengan dilangsungkannya konferensi kerja sekarang ini, terutama karena konferensi ini membahas persoalan-persoalan penting yang menyangkut kepentingan kita bersama, yaitu persoalan pelaksanaan Dwikora, swasembada pangan, dakwah Islamiyah, peranan Agama dalam nation building dan character building, pendidikan kader revolusi, KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika), dan masalah pembinaan persatuan pemuda umat Islam Indonesia. Saya katakana penting, karena persoalan-persoalan yang dibahas ini adalah bagian yang pokok daripada program Revolusi kita dan Tri program Aksi Pemerintah.

Ini menandakan bahwa pemuda Muhammadiyah sebagai generasi umat Islam Indonesia menyadari tugasnya sebagai kader bangsa, tidak mau ketinggalan untuk ikut aktif mengambil bagian dalam penyelesaian revolusi kita, ikut aktif mengambil bagian dalam pembangunan sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila.

Berulang kali Presiden/Pemimpin Besar Revolusi kita menandaskan, bahwa sosialisme Indonesia tidak dapat begitu saja jatuh dari langit, melainkan harus kita perjuangkan bersama, harus kita bangun bersama, harus kita kerjakan bersama oleh seluruh lapisan masyarakat kita dari berbagai golongan dan aliran. Pendek kata Sosialisme Indonesia harus kita perjuangkan secara gotong-royong atas dasar persatuan nasional yang revolusioner.

Sosialisme Indonesia yang hendak kita bangun sekarang ini adalah sosialisme yang berlandaskan Pancasila yang bersendikan ilmiah dan religius. Dan sosialisme ilmiah dan religius ini memerlukan berkembangnya ajaran-ajaran Islam, justru karena ajaran Islam memelihara keseimbangan yang sempurna antara kehidupan materil dan sprituil, juga keseimbangan yang sempurna antara kehidupan duniawiyah dan ukhrawiyah.

Hal ini dapat terjamin dengan baik, apabila pemuda Muhammadiyah khususnya tidak ketinggalan dengan segala tantangan dan tuntunan zaman yang penuh dengan kemajuan ilmu pengtahuan di segala bidang seperti yang kita lihat sekarang ini.

Abad ke-20 sekarang ini abadnya revolusi di segala bidang, yang penuh dinamika revolusioner. Juga revolusi kita sekarang ini, sebagai maha-gelombangnya gerak total, selalu memperlihatkan adanya perkembangan ke arah maju. Tetapi kemajuan itu tidak mungkin dijalankan secara statis atau secara mekanis, melainkan harus digerakkan secara dinamis dan dialektis.

Islam adalah agama kemajuan, yang penuh dengan ajaran yang progresif-revolusioner, yang mengajarkan kepada kita semua untuk bergerak maju mengikuti tuntunan zaman. Sejarah telah mengajarkan kepada kita, bahwa Islam dahulu dapat berkembang dengan pesatnya, dan melebarkan sayapnya ke mana-mana, justru karena Islam merupakan sesuatu “liberating force”, sesuatu kekuatan pembebas daripada rakyat yang tertindas.

Di abad ke 20 ini pun hendaknya Pemuda Muhammadiyah terus maju tampil ke depan, menjanjikan gerakan-gerakan Islam di Indonesia sebagai bagian daripada “the new emerging forces”, dan jangan sampai gerakan Islam di Indonesia ini terpelanting ikut dalam barisannya “the old established forced” yang kolot dan lapuk itu.

Demikian juga harus dijaga jangan sampai pergerakan-pergerakan pemuda di Indonesia yang mendasarkan azaz perjuangannya atas ajaran Islam, menjadi gerakan yang kolot dan lapuk, penuh dengan bilnalunya formalism kosong tanpa jiwa dan apinya Islam, sehingga mudah menjadi sarang tempat menyelinapnya oknum-oknum kontra revolusi yang menghambat jalannya revolusi kita.

Jangan sampai agama Islam yang mengandung ajaran yang luhur dan suci ini digunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan yang hendak mengabdikan diri kepada kekuatan reaksioner. Di samping itu harus pula dipertinggi kewaspadaan, jangan sampai barisan Islam mudah dipecah-belah oleh golongan yang tidak ingin melihat kekuatan Islam itu bersatu; atau berpecah-pecah sendiri, karena perbedaan pandangan yang kecil. Bukankah Tuhan mengajarkan kepada kita, supaya kita bersatu?

Saudara Sekalian

Islam mengajarkan kepada kita sekalian untuk berani melawan kezaliman stelsel kapitalisme, imperialism, kolonialisme, atau neo-kolonialisme.

Sebab stelsel (ajaran) ini mendatangkan kemiskinan, kemelaratan, dan kepada-sengsaraan, karena didasarkan atas riba yang dilarang oleh ajaran Islam. Oleh karena itu, perjuangan kita yang berdasarkan atas prinsip anti-kapitalisme, anti imperialism, anti-kolonialisme atau anti neo-kolonialisme adalah dengan demikian sebenarnya sejalan dengan ajaran agama, termasuk perjuangan kita melawan proyek neo-kolonialisme “Malaysia”, bikinan kolonialis Inggris.

Sebab proyek neo-kolonialisme “Malaysia” ini adalah salah satu usaha daripada imperialis Inggris untuk mengepuk Republik Indonesia, dan untuk menggagalkan revolusi kita. Karena itu perjuangan kita menentang neo-kolonialisme “Malaysia” adalah prinsipil. Berhubungan dengan itu, saya serukan kepada pemuda Islam umumnya dan pemuda Islam yang tergabung dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah khususnya untuk tidak ragu terjun dalam barisan sukarelawan Dwikora, bersama dengan pemuda lainnya, mengganyang negara boneka “Malaysia”.

Akhirul kalam, saya ingin menekankan sekali lagi pentingnya persatuan nasional yang sekokoh-kokohnya, di mana umat Islam merupakan satu bagian yang tak terpisahkan, dan di mana umat Islam sendiri harus memperkokoh dasar persatuannya atas dasar ukhuwah Islamiyah di dalam rangka solidaritas nasional yang progresif dan revolusioner.

Di samping itu saudara harus memupuk jiwa toleransi terhadap semua golongan dan aliran, dengan bersedia bekerjasama yang seerat-eratnya dengan aliran yang progresif dan revolusioner dalam wadah persatuan bangsa atas dasar Pancasila.