Islami.co, (Haji 2024) – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melakukan persiapan dengan mendata jemaah haji lanjut usia (lansia) non-mandiri atau tanpa pendamping untuk safari wukuf saat puncak haji.
Seluruh jemaah diarahkan untuk memasuki apartemen transit yang dekat dengan Arafah agar memudahkan pergerakan saat puncak haji.
Sejak Rabu (12/6/2024) sore WAS, seluruh jemaah lansia tanpa pendamping akan diinapkan selama dua atau tiga hari di Apartemen agar mereka merasa nyaman dahulu dan memudahkan petugas dalam pengangkutan.
“Kalau itu dilakukan h-1 atau h-2, takutnya tidak sempat. Bahkan, mungkin mengganggu kesehatan mereka jauh-jauh hari. Sehingga, hari ini dan besok, kita akan melalukan pergeseran atau perpindahan dari sektor menuju hotel transit ini,” kata Meldy Muzada, Koordinator safari wukuf lansia non-mandiri.
“Mereka istirahat dan kami siapkan dibantu kawan-kawan semua untuk mempersiapkan puncak haji pada hari Sabtu ini,” imbuh Meldy.
Meldy menjelaskan, ada 288 jemaah lansia non mandiri yang terdaftar dari 11 sektor sebagai peserta safari wukuf. Mereka diangkut dari maktab masing-masing untuk masuk apartemen transit.
Jemaah akan mendapatkan pelayanan khusus pengecekan kesehatan rutin dan bimbingan ibadah haji. Nantinya, setiap bus akan diisi 40 jemaah dan 5 petugas safari wukuf.
Rencananya, ini akan dimulai pada Sabtu (15/6) pagi. Kemudian, jemaah bergerak dengan skema murur ke Muzdalifah. Jemaah baru memasuki tenda ketika berada di Mina pada 17 hingga 19 Juni.
“Petugas pada baik, so tak bisa balas. Makannya enak bisa air panas, butuh air panas. So cuma itu, so yak,”kata Zubaedah, nenek lansia dari Papua, sembari tertawa manis.
Mereka yang berhaji dalam usia di atas 65 tahun, namun tidak memiliki mahram atau pendamping, akan difasilitasi Kementerian Agama untuk Safari Wukuf lansia non-mandiri atau melaksanakan wukuf di dalam bus khusus.
Sebanyak 70 petugas khusus lansia, akomodasi, dan kesehatan, diperbantukan untuk membantu dan melayani jemaah lansia non mandiri.
“Melayani ibu, saya seperti melayani ibu saya sendiri, menyuapi. Kebetulan ibunya juga baik. Teringat ibu saya yang sudah pergi, sudah berpulang,” seorang petugas haji mengungkapkan perasaannya.
“Melayani lansia sebagai petugas haji, itu saya membayangkan melayani ibu saya sendiri,” tambahnya.
Baca Juga: Rentan Panik di Tanah Suci, Lansia Perlu Pendampingan dan Persiapan
Editor: M. Naufal Hisyam