Setelah meluncurkan lagu baru berjudul Kangen Kajeng Nabi, Hadad Alwi kembali meluncurkan karyanya yang terbaru. Namun kali ini, karya itu bukan lagi lagu sebagaimana sebelum-sebelumnya, melainkan sebuah film pendek.
Film pendek tersebut berjudul Ketika Tuhan Menyapa yang diangkat dari novelet karya Mustofa Najib, seorang pengusaha dan penulis yang telah menerbitkan banyak buku. Pak Mus, sapaan akrabnya, dikenal gemar melakukan plot twist dalam teknik narasinya.
Hadad Alwi menyebut bahwa film pertamanya ini dibuat atas dasar cinta, sebagaimana ketika ia menciptakan lagu-lagu religinya.
“Film ini tentang cinta. Sebagaimana saya menciptakan shalawat. Karena shalawat juga sebenarnya tentang cinta, yaitu cinta kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW,” tutur Hadad Alwi dalam perilisan film pendek Ketika Tuhan Menyapa di Hotel Ashley Tanah Abang Jakarta.
Menurut Hadad Alwi, cinta itu tidak boleh pilih-pilih, karena Tuhan dan Nabi menganjurkan kita untuk menebarkan cinta kepada siapa saja.
“Cinta itu bisa pada keluarga, kepada kekasih, kepada sahabat, bahkan kepada musuh sekalipun,” tuturnya.
Pemilik album Cinta Rasul ini juga menambahkan bahwa film ini juga mengajarkan bagaimana kita membalas sebuah keburukan dengan cinta, bukan dendam dan amarah.
Mustofa Najib, sang penulis cerita, menyebut bahwa novelet Ketika Tuhan Menyapa terinsipirasi dari tragedi Covid-19 yang membuat orang banyak kehilangan orang-orang yang dikasihi. Saat menulis, ia menyebut, tidak menemui kesulitan yang berarti. Karena tulisan itu mengalir begitu saja.
“Seolah semuanya dimudahkan,” terang Mustofa Najib.
Film ini dibintangi oleh Kevin Abani, aktor muda yang beberapa kali membintangi layar lebar. Filmnya yang terkenal adalah waktu Maghrib yang ditonton oleh sekitar 2 juta penonton di bioskop. Kevin memerankan sosok Imron yang diceritakan sebagai pemuda yang hidupnya penuh duri dan liku. Hingga suatu saat ia bertemu pak Ustadz yang bernama Syafei. Film pendek ini akan banyak bercerita tentang dua tokoh ini.
Film garapan Wahyu Mika ini dikerjakan dengan sangat singkat. Semua proses dilalui hanya dalam waktu 15 hari. Wahyu menyebut bahwa ada semacam mestakung dalam pembuatan film ini.
Film yang diproduksi di Yogyakarta ini, bisa ditonton di kanal Youtube Hadad Alwi.
(AN)