Adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hasan (Husein), sufi agung abad ke 3 Hijriyyah yang dilahirkan di Tirmidz pada awal abad ke-3. Mengenai biografi sufi besar ini tidak banyak yang megulasnya secara lengkap. Meski demikian, menurut Utsman Ismail Yahya, muhaqqiq atas kitab “Khatam al-Anbiya’ karya Hakim, terdapat sebuah manuskrip yang memuat tulisan otobiografi al-Hakim yang diberi judul Buduwwu Sya’ni Abu Abdillah Muhammad al-Hakim At-Tirmidzi. Melihat pemberian judulnya, kemungkinan besar catatan atau manuskrip ini ditulis oleh santri atau pengikutnya.
Abu Abdillah al-Hakim at-Tirmidzi berkata:
Sejak usiaku mencapai umur 8 tahun, aku mendapat bimbingan langsung dari guru-guruku. Bimbingan yang ketat ini seakan menjadi kebiasaanku sehari-hari bahkan seperti menjadi pengganti bermain di masa kecilku. Dari sini aku mendapatkan sejumlah pengetahuan agama baik ilmu-ilmu periwayatan maupun ilmu aqliyyah. Hal ini berlangsung hingga usiaku menjelang umur dua puluh tujuh tahun sampai kemudian aku melakukan perjalanan ke baitul haram. Di tengah perjalanan ke Makkah, aku singgah di Irak untuk belajar hadis ke sejumlah muhaddits di sana. Lalu dilanjutkan ke kota Bashrah dan melanjutkan perjalanan ke kota Makkad di bulan Rajab. Di pertengahan akhir bulan Rajab perjalananku sampai ke Makkah. Lalu Aku berdoa di multazam. Meluruskan niat dan bertaubat. Secara khusus, di Multazam aku bedoa agar diberi kekuatan untuk zuhud dan ikhlas serta dapat menghafal al-Quran. Aku tidak berdoa selain keinginan-keinginan tersebut.
Guru dan Murid-Muridnya
Meskipun sebagaimana dikisahkan oleh Fariduddin al-Aththar bahwa al-Hakim belajar secara langsung kepada Nabi Khidir AS, akan tetapi ia juga melakukan belajar bersama para guru-gurunya.
- Hasan bin Ali at-Tirmidzi yang tidak lain merupakan ayahandanya dimana Ia belajar hadis dan meriwayatkannya darinya.
- Jarud bin Muadz as-Sulami attirmidzi
- Shalih bin Abdullah attirmidzi
- Shalih bin Muhammad attirmidzi
- Dan lain-lain
Sedangkan di antara murid-muridnya adalah:
- Abu Muhammad Yahya bin Manshur al-Qadhi
- Manshur bin Abdullah bin Khalid al-Harawi
- Hasan bin Ali al-Jurjani
- Ahmad bin Muhammad bin Isa
- Abu Bakar bin al-Warraq
- Abu Bakar Muhammad bin Ja’far bin al-Haitsam
Pengaruh Pemikiran dan Karyanya
Selain murid-murid yang belajar langsung kepada al-Hakim at-Tirmidzi, terdapat sejumlah ulama dan sufi besar yang terpengaruh akan karya-karya dan pemikirannya. Menurut Louis Massignon, pengaruh Hakim at-Tirmidzi sangat besar bagi perkembangan dunia tasawuf dan para sufi setelahnya. Ibnu Arabi salah satunya. Keterpengaruhan Ibnu Arabi atas Hakim at-Tirmidzi sangat nyata. Bahkan diakui sendiri oleh Ibn Arabi. Salah satu karyanya mengulas dan menjawab pertanyaan Hakim at-Tirmidzi tentang wali pamungkas (Khatamul awliya’).
Bahkan Ibnu Arabi dalam sejumlah karyanya kerap kali mengutip nama al-Hakim at-Tirmidzi. Secara khusus lagi, Ibnu Arabi menulis sebuah fasal atau bab khusus dalam kitab Futuhat al-Makkiyah untuk menjawab pertanyaan al-Hakim yang ditulis dalam karyanya Khatmul Awliya’. Dan secara lebih khusus Ibnu Arabi menulis sebuah kitab ihwal jawaban atas pertanyaan tersebut dengan judul, al-Jawab al-Mustaqim ‘Amma Saalahu ‘Anhu al-Hakim at-Tirmidzi.
Syekh Dhiyauddin ‘Ammar bin Muhammad bin Ghummar al-Badilisi (w.590 H) yang menulis karya berjudul Bahjat at-Thaifah billahi al-‘Arifah, juga terpengaruh oleh Khatmul Awliya’ karya Hakim attirmidzi sebagaimana tergambar dalam bab terakhir kitab tersebut. Pun demikian dengan Hujjatul Islam Imam al-Ghazali yang juga salah satu bab dalam kitab Ihya’ Ulumuddin terpengaruh karya Hakim at-Tirmidzi al-Ikyas wa al-Mughtarin.
Wallahu A’lam Bisshawab