Sayyid Murtadlo Zabidi; Penulis Syarah Ihya’ (w. 1205 H): Kitab-kitabnya tak Terurus Setelah Istrinya Menikah Lagi
Siapa yang tidak mengenal kitab Ihya’ Ulumuddin? Namun tidak banyak yang tahu, ternyata kitab Ihya yang sedemikian tebalnya itu masih dissyrahi (dikomentari) oleh ulama lain. Salah satu ulama yang memberi syarah atas Kitab Ihya’ Ulumuddin adalah Sayyid Murtadlo Zabidi.
Sayyid Murtadlo Zabidi merupakan ulama kelahiran India yang melanglang buana. Nisbat Zabidi dalam namanya sebenarnya adalah sebuah Kota di daerah Yaman yang pernah lama ia tinggali. Namun ia pada akhirnya bermukim di Mesir dan wafat di sana,
Syekh Murtadlo Zabidi sangat gemar mengoleksi kitab. Ia juga memiliki perpustakaan pribadi yang koleksinya bisa dikatakan cukup lengkap. Bahkan dalam catatan Ibnul Kattani, perpustakaan di Mesir yang paling berpengaruh di akhir abad 12 dan awal 13 hijriah adalah milik Syekh Murtadlo Zabidi.
Salah seorang muridnya, Ibnu Abdissalam an-Nashiri pernah menyaksikan besarnya kecintaan beliau untuk menghimpun ribuan buku.
وما رأيت من جمع آلاف الآلاف من الدواوين في كل فن لا سيما الحديث ، والتفسير ، واللغة ، وفنون الأدب ، مثلما جمع شيخنا المرتضى بمصر
“Saya belum pernah menemukan seorang yang mengumpulkan jutaan syair dari berbagai disiplin ilmu, baik itu hadis, bahasa kesusastraan, sebagaimana yang pernah dikumpulkan oleh guru saya Syekh Murtadlo Zabidi.”
Namun, sepeninggal Syekh Murtadlo Zabidi, koleksi kitab tersebut ternyata tidak terawat dengan baik. Bahkan sebagian besar telah hilang. Ketika Ibnu Abdissalam pulang dari hajinya yang kedua, ia berkeinginan untuk mampir ke Mesir, hendak mengunjungi perpustakaan milik gurunya tersebut. Ternyata yang dilihatnya jauh dari situasi semasa hidup gurunya.
Buku-buku dalam perpustakaan tersebut telah tercerai berai. Terserak dibawa oleh banyak orang tanpa dikembalikan. Istrinya pun kemudian menikah lagi dengan orang yang agak kurang tepat. Akhirnya nasib perpustakaan tersebut semakin tak terurus hingga tak berwujud lagi.
Ibnu Khallikan; Sejarawan (w. 681 H): Kitabnya Dijual untuk Bayar Hutang
Ibnu Khallikan adalah salah satu sejarawan muslim yang berjasa dalam sejarah Islam. Salah satu kitab karangannya yang paling terkenal adalah Wafayat al-A’yan sebuah kompilasi biografi para ulama berdasarkan tahun kewafatan.
Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad Ibn Khallikan. Semasa hidupnya ia pernah menjabat sebagai Qadhi al-Qudhat sebuah jabatan di atas hakim untuk memutuskan dan memberikan fatwa terkait pelbagai permasalahan masyarakat.
Ia adalah seorang Faqih besar. Pemahaman hadisnya juga mendalam. Akan tetapi ia lebih dikenal sebagai sejarawan, mengingat kitab Wafayat al-A’yan miliknya yang menjadi rujukan berbagai ulama setelahnya dalam penulisan biografi ulama. Karangannya yang lain juga banyak.
Akan tetapi nahas, setelah kewafatan Ibnu Khallikan ternyata ia masih meninggalkan hutang yang cukup banyak. Harta yang ia tinggalkan pun hanya sebuah baju yang ia pakai sebelum meninggal. Akhirnya diputuskan oleh keluarga, untuk melunasi semua hutangnya semua kitab-kitab koleksinya harus dijual. Akhirnya semua warisan intelektualnya pun berpindah tangan kepada orang lain. (AN)