Adab Ziarah ke Makam Rasulullah

Adab Ziarah ke Makam Rasulullah

Adab Ziarah ke Makam Rasulullah
Journey to Hajj in holy Mecca 2013, high quality photo. High quality photo

Ada beberapa adab yang harus diketahui dan diperhatikan ketika tiba di kota suci tempat peristirahatan terakhir Nabi ini. Terutama bagi jamaah asal Indonesia yang sudah menjadi kebiasaan ketika tiba di Madinah mereka menyempatkan ziarah ke makam Rasulullah SAW.

Kota Madinah adalah salah satu kota yang dicintai Nabi, seperti terdapat dalam riwayat Imam al-Bukhari, ketika pertama tiba di Madinah, Nabi berdoa kepada Allah agar memberinya rasa cinta seperti halnya Nabi mencintai Makkah.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ إِلَيْنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ….

Nabi SAW bersabda, “Ya Allah, berilah kecintaan kami terhadap Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau bahkan lebih…” (HR. Bukhari)

Konon, Imam Malik bin Anas salah satu Imam Madzhab, dalam cerita Ibnu Arabi di kitabnya Ahkamul Quran, tidak berani berkendara dengan menunggangi hewan di kota Madinah saking memuliakan kota di mana Nabi SAW. dimakamkan.

Hal demikian menunjukkan bahwa memang ada etika, adab, dan sopan santun ketika kita berada di kota Madinah. Khusus terkait ziarah ke makam Rasulullah, Sayyid Alawi al-Maliki dalam kitab al-Hajj Fadlail wa Ahkam menerangkan setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan.

Berikut adab ziarah ke makam Rasulullah

Pertama, seperti sudah diketahui letak makam Nabi SAW sekarang berada di dalam masjid Nabawi bersandingan dengan makam dua sahabat sekaligus pengganti kepemimpinannya, Abu Bakar dan Umar. Ketika memasuki masjid, hendaknya dibarengi rasa hormat, santun dan rendah diri. Tidak diperbolehkan mengencangkan suara di dalam area masjid Nabawi.

Hal ini pernah terjadi ketika Umar melihat dua laki-laki asing yang masuk ke dalam masjid lalu mereka meninggikan suaranya. Umar pun menegur dengan tegas kedua orang ini, “Andai saja kalian ini penduduk setempat, pasti aku daratkan pukulan untuk kalian!”

Kedua, tidak ada mantra atau doa khusus ketika menziarahi makam Rasulullah. Salah seorang sahabat Nabi sekaligus anaknya Umar, Ibnu Umar, ketika dia berziarah hanya mencukupkan diri dengan mengucapkan :

السَّلاّمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللّهِ، السَّلاّمُ عَلَيْكَ يَا أَبَا بَكرٍ، السَّلاّمُ عَلَيْكَ يَا أبَتِ (يَا عُمَرُ)

“Salam sejahtera bagi engkau, wahai Rasulallah. Salam sejahtera bagi engkau, wahai Abu Bakar ash-Shiddiq. Salam sejahtera bagi engkau, wahai ayahku.”

Maka kita juga bisa menyampaikan salam kepada Nabi, Abu Bakar, dan Umar dengan mengucapkan :

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا اَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيْقْ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا اَبَا حَفْصٍ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابْ

“Salam sejahtera bagi engkau, wahai Rasulallah. Salam sejahtera bagi engkau, wahai Abu Bakar ash-Shiddiq. Salam sejahtera bagi engkau, wahai ayah Hafsh, Umar bin Khattab.”

Ketiga, peziarah tidak boleh meniru orang awam yang kurang pengetahuannya mengenai ilmu agama. Orang-orang awam itu biasanya berusaha menyentuh pusara Nabi, menciumnya bahkan memutarinya.

Keempat, peziarah harus menjaga nilai-nilai ketauhidan. Tidak diperbolehkan menjadikan makam Nabi sebagai sesembahan.

Kelima, peziarah harus tetap menjaga sikap ketika berhadapan di depan pusara Nabi. Karena Nabi mampu merasakan kita, membalas salam kita, hendaknya menghormati Nabi tidak sebagai orang yang sudah meninggal akan tetapi menghormatinya sebagaimana kita menghormati seseorang yang masih hidup.

Selain lima hal di atas, Sayyid Alawi juga menyarankan kepada jamaah agar sebisa mungkin ikut shalat berjamaah lima waktu di masjid Nabawi mengingat pahalanya yang sangat besar. Terakhir, Sayyid Alawi juga mengingatkan jika ada kesempatan kunjungilah Raudlah, tempat antara makam Nabi dan mimbarnya. Bahkan kalau memungkinkan, hendaknya shalat sunnah di dalam Raudlah dengan catatan tidak menyakiti muslim lain hanya karena berebut shalat di dalamnya.

Itulah adab yang harus dijaga seorang muslim selama berada di kota Madinah terutama ketika ziarah ke makam Rasulullah. Bagi yang belum bisa berangkat ke sana, semoga Allah memberi kita kesempatan agar bisa mengunjungi langsung Rasulullah SAW. Aamiin. (AN)