Dalam salah satu sesi podcast, Dedi Mahendra Desta bercerita kepada Dedy Corbuzier terkait keluarganya yang berbeda agama. Desta bercerita bahwa ibunya berbeda agama. Ia bertanya kepada seorang guru besar terkait nasib orang tuanya.
Guru besar itu kemudian menjawab, “Jangan memiliki anggapan seperti itu, antar dia ke gereja. Tugas kamu hanya berbakti kepada orang tua. Urusan surga itu bukan kita, tapi Allah SWT.”
Desta merasa, jika para pemuka agama berdakwah dengan cara-cara seperti ini, maka perdamaian akan terwujud. Sebaliknya, jika dakwahnya berisi caci maki, mengkafir-kafirkan, dan lain sebagainya, justru orang akan semakin melawan.
Cerita Desta di atas hampir mirip dengan salah satu tema dakwah Quraish Shihab. Dalam talkshow Shihab & Shihab, ayah Najwa Shihab ini ditanya terkait cara berbakti kepada orang tua yang berbeda agama. Menurut Quraish Shihab, jika ada orang tua yang berbeda agama, tetap hormati dia dan penuhi kebutuhannya.
“Hormati dia, penuhi kebutuhan dia, bahkan antar dia ke gereja (tempat ibadahnya), silahkan, tidak ada larangan untuk itu,” tutur guru besar tafsir UIN Jakarta ini.
Penjelasan ini senada dengan kisah Asma binti Abu Bakar dengan ibunya. Suatu hari Asma didatangi ibunya yang bernama Qatilah. Ibunya rindu kepadanya sehingga ingin menemuinya. Ibunya membawa hadiah untuknya. Namun karena ibunya masih memeluk agama nenek-moyangnya, Asma enggan menemui dan menerima hadiahnya.
Asma pun ragu dengan keputusannya itu. Ia lalu datang menemui Rasulullah SAW untuk menanyakan masalah yang sedang membelitnya. Mendengar kisah itu, Rasul lalu menegur Asma. Rasul memintanya untuk tetap menghormati dan menjaga silaturrahmi dengan orang tuanya meskipun berbeda agama.
Dari beberapa kisah di atas, bisa kita ambil hikmahnya bahwa hubungan anak dan orang tua tetap harus dijaga meskipun berbeda agama, bahkan sebagai anak, kita tetap diminta untuk berbakti, menghormati, dan menjaga silaturrahmi. (AN)