Kasus Covid-19 hingga saat ini masih terus memburuk dan belum menunjukkan petanda yang baik. Parahnya, di tengan situasi seperti ini, berita bohong tentang Covid-19 dan vaksin masih terus beredar di media sosial. Belum lagi, pendukung teori konspirasi yang terus menerus mengampanyekan Covid-19 tidak ada, memprovokasi banyak orang agar tidak percaya pada apa yang sedang diupayakan pemerintah. Makanya tak heran bila program vaksinasi yang diagendakan pemerintah mendapat penolakan di beberapa wilayah.
Ustadz Ahong menekankan bahwa perlunya sikap moderat dalam menghadapi Covid-19. Sikap ini perlu ditanamkan dalam hati setiap anak bangsa, baik yang percaya Covid ataupun tidak percaya. Bagi yang percaya Covid-19, patuhilah aturan dan protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan pemerintah. Sementara bagi yang tidak percaya, kata Ustadz Ahong, itu juga hak anda. Yang penting pada saat keluar rumah, patuhi aturan pemerintah yang sudah berlaku.
Sebab, mematuhi aturan dan hukum yang sudah diputuskan pemerintah bagian dari ajaran Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW berpesan agar umatnya selalu patuh pada kesepakatan yang dibuat. Nabi melarang untuk melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Nabi juga memerintahkan kita untuk percaya dan menyerahkan urusan pada ahlinya.
Karenanya, menurut peraih Maarif Award itu, kita tidak perlu mempertentangkan antara takut pada Allah dan Covid-19. Kita memilih untuk berikhtiar agar dapat beralih dari satu takdir ke takdir Allah yang lain. Jangan sampai juga, khawatir yang berlebihan terhadap Covid, sehingga membuat pikiran panik, stress, dan imun turun. Sebagian ulama mengatakan, kekhawatiran dan kepanikan yang berlebihan setengah dari penyakit.
Ustadz Ahong mengimbau agar kita menyebarluaskan narasi positif yang membahagiakan dan membuat hati nyaman. Contohnya, di tengah banyak berita kematian, kita juga sebarluaskan berita penyitas Covid-19 yang bisa sembuh. Bagi orang yang sudah taat protokol kesehatan, itu sudah bagus. Tapi Ustadz Ahong mengingatkan agar tidak perlu merasa benar sendiri dan memaki orang yang belum taat protokol kesehatan. Supaya tidak menimbulkan konflik dan pertengkaran. Begitupun sebaliknya, yang tidak mau patuh protokol, lebih baik berdiam diri di rumah dan tidak perlu mempermasalahkan orang yang taat pada protokol kesehatan.
*Jangan lupa follow akun twitter Ustadz Ahong di sini