Rumah tangga Larissa Chou dan Alvin Alvis pasca perceraian keduanya menemukan babak baru. Malah semakin panas. Setelah beberapa postingan status Larissa viral di media sosial. Baik Larissa maupun Alvin, hampir selalu ada pro kontra, ada tim Larissa dan ada juga tim Alvin.
Saya mengajak sebaiknya kita tidak ada di tim atau kubu mana pun. Alangkah baiknya kita lebih banyak belajar agar kita bisa memetik hikmah dari sebuah kisah perjalanan dua insan yang tengah menjalin kehidupan rumah tangga, setelah sekian lama bersama, tetapi harus kandas di tengah jalan.
Pertanyaannya apakah perceraian itu sebuah keputusan keliru? Tidak sepenuhnya. Untuk itu kita harus melihat konteksnya. Apa penyebab yang kemudian menjadikan rumah tangga mereka berdua menjadi hancur berantakan.
Saya sendiri telah menelusuri dua akun media sosial mereka berdua di Instagram. Bagaimana cara Larissa mengekpresikan diri di media sosial, demikian juga dengan Alvin. Lalu saya kaitkan dengan beberapa postingan status Larissa yang juga viral di media sosial. Tentang kebiasaan-kebiasaan Alvin yang kurang terpuji, yang ia lakukan padahal statusnya telah menjadi seorang Ayah.
Terlepas dari apapun kesalahan Alvin, sebagai istri Larissa memang tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Padahal mungkin bagi orang lain, bisa saja Larissa hidup jauh lebih beruntung karena telah Allah berikan kekayaan yang melimpah, babby sitter yang siap mengasuh anaknya, dan segala fasilitas mewah lainnya. Namun itulah keadilan Allah, bahwa ini bukti bahwa kekayaan dunia tidak menjamin. Larissa lebih membutuhkan kehadiran Alvin sebagai seorang suami dan Ayah yang perhatian pada diri dan anaknya. Bukan malah asyik sendiri dengan segala hobinya. Di akun media sosialnya, Alvin memang punya hobi yang sangat gandrung.
Andai saja Larissa dan Alvin menemukan sosok penengah atau pelerai yang adil, saya yakin perjalanan rumah tangganya punya harapan untuk bisa diselamatkan. Seperti misalnya pengalaman-pengalaman saya manakala dihadapkan dengan sejumlah problem rumah tangga para jemaah. Memang perjalanan rumah tangga itu rumit sekali. Masalah demi masalah dalam rumah tangga bisa datang dari arah mana saja: dari arah istri, suami, anak, orang tua, tetangga, saudara atau siapa pun. Bahkan bisa jadi datangnya tidak terduga.
Saya misalnya ketika ada pasangan istri dan suami yang berseteru, saya selalu bilang, kasih saya kesempatan satu kali saja untuk melerai kalian berdua. Saya kasih kesempatan kepada pihak istri untuk mengeluarkan semua unek-unek, setelah itu juga dari pihak suami. Baru setelah itu saya ambil kesimpulan bahwa keduanya punya kesalahan masing-masing. Sepanjang kesalahannya masih wajar dan dimaklumi, saya meminta agar keduanya tetap kembali akur. Kesalahan yang sudah, biarlah berlalu. Segera saling memaafkan dan hiduplah dengan kualitas rumah tangga yang baru.
Lalu bagaimana kalau kesalahannya fatal? Pilihannya tetap ada dua: bertahan atau berpisah. Dua pilihan itu ada konsekuensinya masing-masing. Pertimbangkan dengan matang apa pun keputusannya. Kalau mereka memilih kembali bersatu, masih ada itikad baik dan masih saling mencintai, tentu itu keputusan yang baik. Maka saya pun akan memberikan penguatan demi penguatan berikut rambu-rambunya.
Begitu pun kalau misalnya hendak berpisah, saya selalu akan memastikan bahwa boleh kalian berpisah asalkan ditempuh dengan cara yang baik. Tak boleh ada dendam sedikit pun. Menikah secara baik-baik, berpisah pun harus baik-baik.
Nasi terlanjut jadi bubur ya. Ini mungkin pepatah bijak yang sesuai dengan perjalanan rumah tangga Larissa dan Alvin. Saya berdoa semoga keduanya tetap dalam lindungan Allah. Larissa tetap sehat, raga maupun mentalnya. Demikian juga dengan Alvin bisa menjadi laki-laki yang lebih bertanggungjawab lagi. Larissa tidak perlu takut, sekalipun ia perempuan, ia berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Perempuan sebagaimana laki-laki punya hak untuk menentukan nasibnya. Sehingga setelah kejadian ini, saya merasa sebaiknya Larissa berhenti saja dulu bermedia sosial untuk sementara waktu.
Selain itu Larissa juga maupun Alvin tetap harus waspada dari kejaran media, terutama infotainment, acara-acara gosip. Perbanyak zikir kepada Allah agar kalian berdua mendapat perlindungan dari-Nya.
Saya doakan sepenuh hati semoga Larissa tetap bisa fokus mendidik anaknya, bisa tetap mandiri misalnya berbisnis. Sementara Alvin juga tetap harus menafkahi anaknya. Jangan sampai terjadi rebutan hak asuh anak. Kalau ada harta gono-gini dibagi saja sebaik mungkin. Rumit dan berat memang, tetapi bagaimana lagi inilah konsekuensi bagi siapa pun yang menjalani kehidupan rumah tangga. Kita yang hanya bisa melihat persoalan ini dari luar, pandai-pandai memetik hikmahnya agar bisa bermanfaat bagi kehidupan kita.
Wallahu a’lam
Penulis: Ust. Mamang Haerudin