Sekitar tahun 1982-1983 Ismed minta mengedit catatan harian Ahmad Wahib. Dia mengerjakannya seperti seorang pertapa. Ia tinggal di daerah Sandratex di Pasar Jumat. Singkat kata, suntingan yang berasal dari “bengkalai catatan harian itu” selesai dan karena telah terikat kontrak dengan LP3ES, Ismed yang ketika itu freelance diminta untuk bertanggung jawab sampai buku itu terbit. Maka resmilah Ismed menjadi editor buku di penerbit LP3ES.
Suatu hari Gus Dur datang dan disodori naskah draft buku itu. Seharian ia membacanya sambil duduk di kursi rotan di bagian dalam ruang redaksi.
Menjelang sore ketika staf menjelang pulang Gus Dur baru merampungkan bacaannya. Lalu dia menghampiri Ismed, “Dahsyat ini Med, best seller nih, apa judulnya”?
“Kata Bung Aswab Pergolakan Pemikiran Pembaharu”, jawab Ismed.
Aswab Mahasin ketika itu adalah Direktur Penerbitan LP3ES. Gus Dur menimpali “Ngapain “Pergolakan Pemikiran Pembaharu? Ganti saja “Pergolakan Pemikiran Islam”,” kata Gus Dur sambil mengangkat tinju yang mengepal ke angkasa.
Itulah yang mengilhami cover dan judul buku Catan Harian Ahmad Wahib itu. Kepalan tinju Gus Dur yang terekam dalam ingatan Ismed lalu menuangkannya dalam corat coret yang kemudian diserakan kepada bagian visual untuk menggambarkannya. Dan ramalan Gus Dur tepat. Buku itu sampai saat ini telah mengalami cetak ulang berkali-kali.