Konon, dalam khazanah perpolitikan, hanya terdapat dua kemungkinan: You Win or You die. Tapi, ini kalau versi serial Game of Throne. Di belahan bumi lain, partai bernama Demokrat sedang dirundung sengketa. Ini melibatkan sejumlah pejabat, mantan pejabat, dan tentu saja politisi.
Seperti diketahui, KSP Moledoko dikabarkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025 versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara. Artinya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kena tikung. Pasalnya, AHY dianggap sebagai putra mahkota pendiri partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Sayangnya, partai bukanlah dinasti, atau kerajaan, atau imperium. Ada mekanisme yang memungkinkan untuk regenerasi bukan berdasarkan darah. Dan, ntah kebetulan atau tidak, kursi kepemimpinan itu sekarang diisi oleh orang dalam partai yang jelas-jelas bukan sanak famili SBY—setidaknya menurut KLB.
Perasaan memang sulit sekali untuk disembunyakan. SBY pun kecewa luar biasa. Malahan, dia mengatakan bahwa ketika menjadi Presiden keenam RI selama 10 tahun, SBY mengaku tak pernah mengganggu hingga merusak partai lain.
“Saya benar-benar tidak menyangka karena sewaktu selama 10 tahun saya memimpin Indonesia dulu, baik pribadi maupun Partai Demokrat yang saya bina tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain seperti yang kami alami saat ini,” kata SBY saat konferensi pers, Jumat (5/3), dikutip CNN Indonesia.
Lebih jauh, SBY mengaku tak pernah menyangka bahwa partai yang dia bina selama ini akan diganggu. Menurutnya, gerakan kudeta kepemimpinan AHY di Demokrat melibatkan mantan kader dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
“Tak pernah terlintas dalam pikiran saya, bahwa Demokrat akan dibeginikan,” ujarnya.
Merespon pernyataan tersebut, netizen mengingatkan masa lalu SBY yang diduga turut terlibat dalam polemik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ditengarai, SBY telah kualat dengan apa yang pernah dia lakukan terhadap almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
SBY : 1
Gus Dur : 1PKB dicuri Muhamimin, dibantu Pemerintah.
((((siaran ulang))))) pic.twitter.com/OjEqNAH71f
— SOEMAKTOR (@DesaKita2) March 6, 2021
Bahkan, masa lalu SBY juga dicuitkan Menkopolhukam, Mahfud MD. Menurut Mahfud, pemerintah tidak bisa mencampuri urusan internal Partai Demokrat. Pasalnya, sengketa Demorat adalah serupa dengan konflik di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2008.
Ia pun menyinggung soal peran Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak bisa berbuat banyak ketika konflik di PKB saat itu.
“Sama juga dengan sikap pemerintahan Pak SBY ketika (2008) tidak melakukan pelarangan saat ada PKB versi Parung (Gus Dur) dan versi Ancol (Cak Imin). Alasannya, itu urusan internal parpol,” cuit Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd, Sabtu (6/3/2021).
Yah, namanya juga politik. Kadang suka, banyak dukanya. Ya kan, fren?