Baru-baru ini viral di media sosial video ajakan jihad yang diserukan oleh beberapa orang di beberapa wilayah di negeri ini. Ajakan jihad tersebut diselipkan dalam lantunan adzan. Pada kalimat hayya ‘alash sholah yang artinya “marilah kita salat”, mereka menggantinya dengan hayya ‘alal jihad yang artinya “marilah kita berjihad”.
Terkait hal ini, Ustadz Muhammad Ibnu Sahroji yang akrab disapa dengan Ustadz Gaes mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh sekelompok orang tersebut adalah hal yang ngawur.
“(ajakan semacam ini) ngawur ya. Ini kalimat adzan kenapa dirubah-rubah? Kalaupun yang dimaksud adalah ajakan untuk berjihad, sepembacaan saya, tidak ada seruan jihad di zaman Nabi yang diselipkan dalam adzan”. Demikian ujar Ustadz Gaes.
Lebih jauh, Ustadz Gaes menambahkan bahwa kalimat adzan itu merupakan kalimat yang sifatnya tetap. Redaksinya tidak boleh dirubah-rubah karena merupakan syariat yang kita terima dari Rasulullah yang tidak menerima rasionalisasi. Terkait persoalan jihad, Ustadz Gaes menyatakan bahwa jihad merupakan syariat Allah yang aplikasinya bukan hanya dalam persoalan peperangan saja.
“Jihad itu kan makna aslinya bersungguh-sungguh. Dalam kondisi ketika kaum muslim sedang diserang, maka ada kewajiban jihad yakni berperang melawan musuh demi keselamatan kaum muslim. Dalam kondisi aman seperti di Indonesia ini, jihad harus dimaknai sebagai kesungguh-sungguhan dalam menjaga profesionalitas kita. Contoh, mahasiswa berjihad menyelesaikan kuliah tepat waktu, pekerja berjihad menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, orang tua berjihad mendidik anak-anaknya dengan baik, dan lain sebagainya. Jadi, jangan dipahami bahwa jihad itu hanya soalan perang saja”. Lanjut Ustadz Gaes.
Bahkan menurut Ustadz Gaes, jikapun kita mau mengartikan jihad sebagai berperang, persoalannya adalah kita berperang melawan siapa?
“Awalnya saya kira ini seruan jihad melawan MIT Sigi. Ternyata seruan jihad ini adalah dalam rangka melindungi seseorang yang katanya dikriminalisasi. Ini jujur saya bingung, kriminalisasinya di mana? Dan mengapa melindunginya harus dengan jalan jihad? Apa tidak ada jalan lain?” ucap Ustadz Gaes.
Terakhir, Ustadz Gaes berharap agar kita mengingat apa yang dulu pernah terjadi dengan Gus Dur.
“Waktu itu Presiden Gus Dur kan digulingkan oleh MPR/DPR, nah dari mana-mana massa sudah berkumpul. Mereka menyebut diri sebagai pasukan berani mati. Di beberapa tempat bahkan sebagian diantara mereka sudah show off. Pamer kekebalan. Ada yang dilindas mobil, dibacok samurai, bahkan dilempar molotov, dan mereka tidak terluka sedikitpun. Mereka ini berani perang dengan tujuan agar Gus Dur tidak dilengserkan. Tapi waktu itu Gus Dur menyuruh mereka untuk mundur demi keselamatan bersama. Sebaiknya kita belajar pada hal tersebut”. Demikian tutup Ustadz Gaes.