Patung-patung di Jakarta rencananya bakal dipasangi oleh masker oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Salah satunya adalah patung Jenderal Sudirman yang ada di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
“Sudah ada rencananya,” ujar Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan.
Meski begitu, menurutnya, belum ada keputusan resmi kapan waktu pastinya. Apa alasannya? Entahlah. Satriadi juga tidak bisa menjawabnya. Ia pun bolum tahu, apakah Gubernur sendiri yang akan memasangnya atau tidak.
Wacana pemasangan masker di patung-patung di Jakarta ini sejatinya sudah bergulir sejak lama dan belakangan mulai ramai kembali dan dipergunjingkan di media sosial. Tentunya, ada yang pro dan kontra.
Pihak yang kontra merasa, pemasangan masker ini itu tidak perlu. Ada hal yang lebih penting dari sekadar patung atau mending pemprov mengurusi hal yang lebbig krusial seperti mulai naiknya angka Covid-19 atau kebijakan ganjil-genap yang justru membuat jalanan kian ramai. Efeknya, Covid di DKI tetapi yang tertinggi di Indonesia.
Sedangkan bagi yang mendukung—dan entah kenapa suara ini justru kecil—mengganggap bahwa tindakan ini begitu krusial di tengah ketidakpedulian publik kita terhadap ancaman nyata Covid-19.
Patung jenderal Sudirman itu menjadi penting sebagai pengingat masyarakat kita yang ogah-ogahan dan merasa aman-aman saja meskipun angka korban virus covid melambung ampun-ampunan. Belum lagi, tempatnya di jalanan utama, denyut nadi industri dan bisnis di Jakarta.
Satu hal yang pasti, pemasangan masker di patung-patung atau simbol sebuah kota bukanlah hal yang relatif baru. Kota-kota besar di dunia juga melakukannya sebagai símbol; kita semua, baik wajib menjaga diri sendiri. Tidak percaya?
Jika anda jalan-jalan ke Jepang, maka dengan mudah bisa melihat patung Panda raksasa di Kobe, Jepang, memakai masker. Begitu juga patung-patung di Lapangan Trocadero yang tak jauh dari Menara Eiffel pun dipasangi masker. Belum lagi patung ikonik Yesus di Rio de Janeiro, Brasil, juga pernah dipasangi masker dengan cahaya laser—anda tentu saja kerepotan dengan masker ukuran sebesar patung itu.
Jadi, banyak sekali dan ide untuk memasangi masker di jalanan pusat industri di Jakarta ini patut diacungi jempol.
Ingat ya. Jakarta adalah kunci. Dan, kenapa sih enggak sejak dulu menggunakan hal-hal ini sebagai simbol, Pak Anies, ;kan bagus loh. Suwerrr. [Dp]