Lembaga survei Alvara Research Center merilis hasil survei terbarunya bertajuk “Ramadhan dan Pandemi Covid-19: Semangat Ibadah Tak Surut, Konsumsi Tersendat” pada Sabtu, 23 Mei 2020. Survei publik ini dilakukan untuk memotret kebiasaan dan perilaku masyarakat Muslim Indonesia yang melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan tahun 2020 secara berbeda akibat mewabahnya pandemi Covid-19 di Indonesia.
Survei ini melibatkan 701 responden dari seluruh Indonesia, dari berbagai latar belakang kelas sosial ekonomi dan usia, dengan 24,1% responden berusia di bawah 20 tahun. Pelaksanaan survei ini berlangsung selama 2 minggu, yakni pada tanggal 9-15 Mei 2020.
Pandemi Covid-19 sangat memengaruhi aktivitas ibadah di bulan ramadhan. Bulan ramadhan yang biasanya ramai dengan ibadah bersifat komunal pun ikut terpengaruh entah sebab himbauan dari pemerintah, atau inisiatif masing-masing Muslim sebagai tindakan preventif atas pandemi.
Himbauan pemerintah untuk menutup masjid supaya masyarakat melaksanakan Tarawih di rumah saja, rupanya belum berjalan efektif dan merata. Survei Alvara mengungkap sebanyak 67,6% masjid atau mushalla di daerah tempat tinggal responden masih tetap menyelengarakan shalat Tarawih berjamaah seperti biasa.
Meski demikian, sebanyak 55,9% responden mengaku berinisiatif menyelenggarakan shalat Tarawih di rumah saja. Adapun sebanyak 38,8% responden mengaku tetap beribadah di masjid/mushalla di daerah tempat tinggal mereka.
Adapun dalam hal kuantitas ibadah di bulan Ramadhan, mayoritas responden mengungkapkan tidak jauh berubah dibandingkan kuantitas ibadah di bulan Ramadhan sebelumnya. Rata-rata 40% responden menyatakan bahwa ibadah tadarus al-Quran, Iātikaf dan shalat malam mereka tidak berkurang intensitasnya. Adapun yang banyak berkurang adalah ibadah ziarah kubur. Sebanyak 55,2% responden tidak melaksanakan ziarah kubur tahun ini.
Adapun yang banyak berkurang di bulan Ramadhan tahun ini adalah kebiasaan-kebiasaan komunal di bulan Ramadhan. Sebanyak 87,3% responden mengaku mengurangi kebiasaan buka bersama di masjid pada Ramadhan tahun ini. Begitu pula 76% responden yang mengurangi aktivitas tadarus bersama di masjid. Menyongsong malam Idul Fitri, sebanyak 81,3% responden mengaku tidak memiliki rencana untuk melakukan takbir keliling. Kemeriahan Ramadhan yang dirayakan secara bersama-sama, banyak berkurang.
Namun, bukan berarti berkurangnya kemeriahan bulan Ramadhan ini mengurangi kualitas ibadah di bulan Ramadhan. Uniknya, justru total sebanyak 71,3% responden merasakan kualitas ibadah di bulan Ramadhan tahun ini jauh lebih baik dan meningkat daripada bulan Ramadhan di tahun sebelumnya.
Dari survei tersebut tergambar bahwa aktivitas Muslim Indonesia pada Ramadhan tahun ini tidak banyak berubah, meskipun berada di tengah keterbatasan situasi akibat pandemi Covid-19. Justru dengan mengurangi kebiasaan yang bersifat komunal (ramai-ramai) di bulan Ramadhan tahun ini, mayoritas responden merasa ada peningkatan kualitas ibadah dalam diri mereka. Menarik untuk melihat tren ini akan menuju ke arah mana. Apakah pola keagamaan umat Muslim Indonesia pasca pandemi Covid-19 akan lebih nyaman menuju arah yang lebih individualistis?
Wallahu a’lam bisshawab.