Alkisah. Seorang lelaki berniat menemui seorang Syaikh yang sangat masyhur dan dipercaya sebagai wali.
Sesampainya di depan rumah Syaikh, lelaki itu berpapasan dengan pemuda berperangai sombong. Ia mencoba menyapa melempar senyum dan memberi salam, namun tak dijawab dan malah membuang muka. Pemuda sombong itu diketahui anak Sang Syaikh.
Lelaki itu bergegas masuk ke rumah Syaikh dan langsung disambut dengan sangat ramah oleh pemilik rumah. Dalam hati lelaki itu mengganjal sebuah pertanyaan besar: bagaimana mungkin dari seorang ayah yang ramah, lembut, tawaduk, dan berakhlak mulia ini lahir seorang anak yang sombong dan berperangai buruk?!
Lelaki itu memberanikan diri bertanya pada Syaikh prihal prilaku dan karakter anaknya. Sang Syaikh tidak kaget dan tak merasa tersinggung atas pertanyaan lelaki itu.
“Anda jangan heran dengan prilaku anak saya,” kata Sang Syaikh.
Ia kemudian bercerita: Suatu hari saya merasakan lapar sekali. Karena saya tak memiliki makanan, saya meminta pada tetangga. Begitu selesai makan, libido saya naik dan saya tidur dengan istri saya. Ternyata makanan itu pemberian penguasa, karena tetangga saya adalah salah satu orang kepercayaannya. Mungkin dari sperma hasil makanan itulah membentuk watak dan prilaku anak saya.