Di antara penyakit hati yang paling berbahaya dan sifat yang paling tercela ialah sombong. Kesombongan merupakan dosa pertama yang dilakukan oleh makhluk-Nya. Tatkala Iblis diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Adam As. Ia justru berkata “Aku lebih baik daripadanya (Adam As)” . Perkataan Iblis itulah yang membuat Allah SWT murka kepadanya, sebab dalam perkataannya terdapat sifat sombong yang tak layak terdapat pada diri seorang makhluk.
Sebab kesombongan Iblis terhadap Adam derajat kemuliaannya digantikan dengan kehinaan yang serendah-rendahnya, dan kenikmatan yang dimilikinya digantikan dengan kesengsaran yang teramat menyiksanya, serta rahmat Tuhannya berubah menjadi murka-Nya.
Semua kerugiaan yang diperoleh Iblis sebab kesombongannya, akan diperoleh pula oleh seorang hamba apabila ia memiliki sifat sombong dalam dirinya. Dan di antara lainnya, kerugian sebab kesombongan ialah kenikmatan akhirat tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang sombong, sebagaimana firman-Nya.
Allah SWT berfirman
تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۗوَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya:
“Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al-Qashas Ayat 83)
Allah SWT dalam ayat itu memberikan penjelasan bahwa kebahagiaan serta kenikmatan yang ada di akhirat disediakan untuk orang-orang yang tidak takabur, tidak menyombongkan diri, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi dengan cara menganiaya makhluk hidup dan merusak lingkungan.
Abu Hayyan menjelaskan, bahwa Allah dalam ayat itu memberikan pernyataan bahwa kebahagiaan di akhirat akan dicapai dengan sikap tidak menghendaki kesombongan, maka orang-orang yang benar-benar memiliki kesombongan, sudah pasti ia tidak akan merasakan kebahagiaan di akhirat. Sebab hal yang paling dibenci oleh Allah SWT ialah sifat sombong seorang hamba.
Walaupun sombong merupakan maksiat hati atau amalan batin, namun tanda-tanda kesombongan dalam diri seseorang tergambarkan dalam perilaku zahirnya. Imam Abdullah Al Haddad dalam kitabnya Nashaihud diniyyah, telah menjelaskan tanda-tanda seseorang yang memiliki sifat sombong, di antaranya yakni ;
- Suka tampil maju di hadapan manusia.
- Suka menampilkan diri untuk menunjukkan ketinggian kedudukannya di depan manusia.
- Suka apabila dirinya dikenal di dalam suatu majelis.
- Berjalan dengan angkuh atau mengendarai kendaraan dengan perasaan bangga ketika ia berada di jalan.
- Enggan memperbaiki perkataannya padahal ia berkata dengan perkataan yang batil.
- Enggan untuk menerima kebenaran yang datang kepadanya.
- Memandang rendah kepada orang-orang yang lemah dan fakir miskin dari golongan kaum Muslimin.
- Merasa dirinya suci dan senang dengan pujian atasnya.
- Bangga dengan kemuliaan ayahnya yang merupakan seorang pemuka agama.
- Membanggakan dirinya sebab kemuliaan nasabnya.
Imam Haddad memberikan gambaran tentang tanda-tanda kesombongan yang ada pada diri seseorang, agar umat Islam memperhatikan serta menjaga diri dari hal-hal tersebut. Maka hendaknya kita selalu waspada dengan tanda-tanda tersebut. Apabila dalam perilaku dan sikap kita ada yang termasuk ke dalam tanda-tanda tersebut, maka kita usahakan untuk menghilangkannya dan terus berupaya untuk bersikap tawadhu agar kita dapat memperoleh keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.