Diceritakan dalam kitab Tuhfath al-habib ala Syarh al-Khotib. Salah satu kitab yang menjadi rujukan ahli Fiqih. Kitab yang menjadi syarh atau penjelas dari Kitab al-iqna’
Muhammad bin Wasi’ setiap ba’da sholat shubuh memiliki doa wirid yang selalu ia baca. Wirid itu adalah:
اللهم إنك سلطت علينا بذنوبنا عدوّاً بصيراً بعيوبنا ، يرانا هو وقبيله من حيث لا نراهم ، فآيسه منا كما آيسته من رحمتك ، وقنطه منا كما قنطته من عفوك ، وبعد بيننا وبينه كما باعدت بينه وبين جنتك إنك على كل شيء قدير.
Allahumma innaka salathta alaina bidzunubina aduwwan bashiran bi ‘uyubina. Yarana huwa wa qabiluhu min haitsu la narahum. Fa ayyishu minna kama ayyastahu min rahmatika. Waqnuthu minna kama qanathtahu min afwika. Wa ba’id bainana wa bainahu kama ba’adta baynahu wa baina jannatika. Inna ala kulli syai’in qadir.
“Ya Allah Engkau telah menguasakan kepada kami, seorang musuh yang jelas atas dosa yang telah kami lakukan. Mereka dan golonganya sanggup melihat kami, sedangkan kami tak sanggup untuk melihatnya. Pupuskanlah harapan mereka sebagaimana Engkau memutuskannya dari rahmatmu. Putuskanlah asa mereka sebagaimana Engkau memutusnya dari ampunan-Mu. Jauhkanlah mereka dari kami sebagaimana Engkau menjauhkannya dari surgamu. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Tak pernah sekalipun ia meninggalkan wirid itu. Sekalipun ada udzur pasti ia menggantinya di lain waktu.
Rupanya berkat doa tersebut. Iblis sangat terganggu. Ketika doa itu dibaca oleh Muhammad bin Wasi’, Iblis merasakan hawa panas yang sangat menyerang tubuhnya. Sehingga ia tak kuasa untuk menggoda Muhammad bin Wasi’ di hari itu.
Sehingga suatu ketika ia menyamar menjadi manusia untuk menemuinya. Sengaja hari itu ia menunggu di jalan yang biasa menjadi lewatan Muhammad bin Wasi.
“Wahai Ibnul Wasi’!” seru iblis ketika melihatnya mendekat.
“Siapa engkau?” tanya Muhammad bin Wasi’
“Saya iblis,” jawabnya tegas.
“Lantas, apa yang engkau inginkan?”
“Wahai Ibnul Wasi’, bolehkah saya meminta tolong kepada Anda?” pinta Iblis sambil memelas
“tolong!! Sayamohon” Ia mengulangi lagi permintaan itu. Muhammad bin Wasi’ hanya mengangguk.
“Tolonglah wahai Ibnul Wasi’ jangan engkau sebarkan doa istia’dzah yang setiap pagi kau baca kepada orang lain.”
“Tidak. Demi Allah saya tidak akan mencegah orang-orang yang meminta doa ini kepadaku. Saya tidak peduli apa yang terjadi padamu nanti”
Setelah mengucapkan kalimat ini Muhammad bin Wasi’ bergegas meninggalkan sang Iblis. (AN)
Wallahu a’lam.