Sekitar tahun 1960-an seorang supir membawa turis Amerika keliling Jakarta. Saat melintas di depan toserba Sarinah di Jl. Thamrin, sang turis pun bertanya kepada si sopir. “Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendirikan bangunan itu?”
“Empat tahun,” jawab si sopir enteng.
“Itu sih terlalu lama, makan waktu. Kalau di Amerika, paling-paling hanya butuh waktu dua tahun,” timpal sang turis.
Setibanya di Bundaran Hotel Indonesia, turis tadi kembali bertanya,”Kalau bangunan ini, kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai betul-betul berwujud hotel?”
“Dua tahun,” jawab si sopir mencona memendekkan waktu.
“Ah, alau di Amerika sih paling hanya butuh waktu setahun.”
Sewakti sampai di dekat kompleks Stadion Utama Senayan, sang turis pun kembali melontarkan pertanyaan yang sama. Tanpa memperlihatkan rasa bersalah sedikitpun si sopir menjawab,”Entahlah, kemarin sore stadion ini belum ada di sini.”
Ditulis ulang dari buku Ger-geran Gaya Gus Dur (Hamid Basyaib-Fajar W penerbit Alvabet, 2000)