Masalah ini sampai sekarang tetap menjadi perdebatan. Menurut ulama yang berpendapat bahwa mayat dapat mendengar berdasarkan banyak dalil hadis, seperti beberapa hadis yang dihimpun oleh Al-Hafidz Al-Haitsami, baik yang sahih maupun yang dhaif:
ﺃﺷﺮﻑ اﻟﻨﺒﻲ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻞ اﻟﻘﻠﻴﺐ ﻓﻘﺎﻝ: ” ﻳﺎ ﺃﻫﻞ اﻟﻘﻠﻴﺐ، ﻫﻞ ﻭﺟﺪﺗﻢ ﻣﺎ ﻭﻋﺪ ﺭﺑﻜﻢ ﺣﻘﺎ؟ ” ﻗﺎﻟﻮا: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ، ﻭﻫﻞ ﻳﺴﻤﻌﻮﻥ؟ ﻗﺎﻝ: ﻳﺴﻤﻌﻮﻥ ﻛﻤﺎ ﺗﺴﻤﻌﻮﻥ، ﻭﻟﻜﻨﻬﻢ ﻻ ﻳﺠﻴﺒﻮﻥ
“Ketika Nabi shalallahu alaihi wasallam mendekati penduduk Qalib, Nabi bersabda: “Wahai Penghuni Qalib apakah kalian telah mendapati janji Allah adalah benar-benar nyata?”
Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah mereka mendengar?” Nabi menjawab: “Mereka mendengar seperti halnya kalian mendengar. Tapi mereka tidak menjawab” (HR Thabrani. Hadis yang semakna juga terdapat dalam riwayat Muslim)
Siti Aisyah Percaya Mayat Bisa Mendengar?
Beberapa Sahabat yang menyaksikan kejadian dialog Nabi dengan Penghuni Qalib ini mempercayai bahwa orang yang sudah wafat dapat mendengar perkataan orang yang hidup. Bagaimana dengan Siti Aisyah yang ingkar akan hal itu? Berikut analisa ahli hadis Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani:
ومن الغريب ﺃﻥ ﻓﻲ اﻟﻤﻐﺎﺯﻱ ﻻﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺭﻭاﻳﺔ ﻳﻮﻧﺲ ﺑﻦ ﺑﻜﻴﺮ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺟﻴﺪ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻣﺜﻞ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﻃﻠﺤﺔ ﻭﻓﻴﻪ ﻣﺎ ﺃﻧﺘﻢ ﺑﺄﺳﻤﻊ ﻟﻤﺎ ﺃﻗﻮﻝ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺣﺴﻦ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﺤﻔﻮﻇﺎ ﻓﻜﺄﻧﻬﺎ ﺭﺟﻌﺖ ﻋﻦ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻟﻤﺎ ﺛﺒﺖ ﻋﻨﺪﻫﺎ ﻣﻦ ﺭﻭاﻳﺔ ﻫﺆﻻء اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻟﻜﻮﻧﻬﺎ ﻟﻢ ﺗﺸﻬﺪ اﻟﻘﺼﺔ
Di antara hal yang asing disebutkan dalam Al Maghazi karya Ibnu Ishaq, riwayat Yunus bin Bukair dengan sanad yang bagus dari Aisyah seperti dalam riwayat Abu Thalhah, ada redaksi “Kalian tidak lebih mendengar ucapanku dari pada mereka”, dan diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang Hasan.
Jika hadis ini yang terjaga maka seolah Aisyah meralat keingkarannya (bahwa mayat tidak dapat mendengar), karena ada riwayat nyata baginya dari riwayat beberapa Sahabat, sebab Aisyah tidak menyaksikan kisah tersebut (Fathul Bari 7/304)
Semoga Allah memberikan ampunan dan rahmat-Nya untuk keluarga kita yang telah wafat.