Dalam buku “Hilyat Al-Awlia” karya Abu Naim, Sulaiman bin Ahmad pernah bercerita tentang Ali bin Abu Thalib yang berdiri di atas mimbar dan menyampaikan khutbahnya kepada hadirin. Khutbah Ali bin Abu Thalib berisi lima hal yang harus diperhatikan dan dijaga oleh umat Islam.
“Wahai sekalian manusia, jagalah lima perkara ini. Karena meskipun seandainya kalian mengendarai unta untuk mencarinya, niscaya unta itu akan mati terlebih dahulu sebelum kalian mendapatkan lima perkara tersebut.
Pertama, jangan pernah mengharapkan sesuatu selain kepada Allah. Karena Allah adalah tempat memohon segala sesuatu, tempat mengadukan segala permasalahan yang dihadapi di dunia ini. Apapun kesulitan yang dihadapi kembalinya tetap kepada Allah, bukan kepada manusia. Karena jika mengharap kepada manusia seringkali berakhir dengan kekecewaan.
Kedua, jangan pernah takut kecuali pada dosa-dosa yang telah kalian perbuat. Karena banyak manusia yang takut kepada rajanya, takut kepada penyakit yang dideritanya, takut kepada hutang yang melilitnya, takut kepada atasannya namun tidak takut kepada dosa-dosa yang setiap hari selalu diperbuatnya.
Ketiga, jika merasa tidak berilmu jangan pernah malu untuk belajar. Karena belajar adalah kesempatan yang sangat baik untuk memperdalami ilmu yang belum diketahui. Umur dan harta seharusnya tidak menjadi penghalang untuk terus mengisi akal dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Keempat, jika kalian ditanya tentang apa yang tidak kalian tidak tahu, katakanlah “saya tidak tahu”. Berani berkata jujur tentang suatu yang tidak diketahui adalah sikap yang mulia yang dimiliki oleh orang yang berilmu. Karena dengan begitu, ia akan terdorong untuk terus mencari dan menggali ilmu yang belum diketahuinya.
Kelima, kesabaran adalah bagian dari iman. Kedudukan sabar sama seperti kedudukan kepala dari tubuh. Orang yang tidak memiliki kesabaran dianggap tidak beriman dan orang yang tidak memiliki kepala dinggap tidak memiliki tubuh. Tidak ada kebaikan dalam membaca kecuali disertai dengan perenungan. Tidak ada kebaikan dalam ibadah kecuali disertai dengan tafakkur. Tidak ada kebaikan dalam bermurah hati kecuali disertai dengan ilmu.
Pada intinya, ilmu dan kesabaran ibarat dua mata uang tidak bisa dipisahkan. Semakin sabar seseorang dalam menuntut ilmu, semakin banyak ilmu yang didapatkannya