Kejujuran merupakan manifestasi dari keimanan seorang hamba kepada Allah SWT. Orang yang berkata jujur, berati dia yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT melihat, mendengar, dan mengetahui segala sesuatu yang terbesik dalam hati hamba-Nya. Bahkan, semut hitam yang berjalan di atas batu hitam dan berada ditengah kegelapan malam pun, Allah SWT mengetahui langkah dan geraknya.
Keimanan seseorang bisa dilihat dan diukur dari sejauh mana dia mengerjakan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya. Oleh sebab itu, kejujuran dapat dijadikan sebagai barometer untuk melihat apakah seseorang beriman atau tidak. Pasalnya, orang yang jujur akan berusaha untuk menyelaraskan janji atau ikrar yang telah dia ucapkan kepada Allah SWT dengan perbuatannya sehari-hari.
Allah SWT berfirman, “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah janjinya,” (QS aL-Ahzab [33]: 23)
Sekilas, ayat di atas menggambarkan tidak semua orang konsisten dengan ikrar dan janji yang telah diucapkannya. Diantara mereka ada yang goyah dan gugur lantaran kuatnya badai menerpa dan menghadang. Sebagian lagi, ada yang tergiur dan tergoda dengan kenikmatan dunia, padahal itu hanya bersifat sementara.
Kejujuran memang terasa pahit untuk diungkapkan, terkadang akibat dan resikonya harus dibayar mahal dan ditanggung demi kebenaran. Pepatah Arab mengatakan, “sampaikanlah kebenaran walaupun pahit untuk diucapkan.” Tak jarang orang yang jujur dan benar, tapi dikucilkan dan dihindari dalam pergaulan. Mereka dianggap sebagai perusak dan penganggu disaat orang lain terbuai dengan lamunan kebohongan. Sebaliknya, orang yang suka berbohong dan berdusta, malah dicintai dan disukai oleh orang banyak.
Sekalipun kejujuran masih dianggap asing dan tidak berharga di mata manusia, namun Allah SWT senantiasa cinta dan suka terhadap hamba-hambanya yang mau berbuat baik dan jujur dalam rangka meraih dan mengejar rahmat-Nya. Di samping itu, Allah SWT juga telah berjanji dan menyiapkan bagi mereka balasan dan upah yang setimpal.
“Jika kamu sekalian menghendaki keredhaan Allah dan Rasulnya-Nya serta kesenangan di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar,”(QS al-Ahzab [33]: 23)