Sifat kikir adalah sifat yang mendorong seseorang untuk selalu menumpuk harta dengan cara tidak diinfakkan atau dibagi dengan orang lain. Seseorang yang telah dikuasai sifat kikir akan rela mengorbankan dirinya demi harta dan dia sendiri tidak mau mengorbankan hartanya untuk kebahagiaan dirinya sendiri dan orang lain.
Oleh karena itu, sifat kikir ini sangat berpotensi membahayakan kehidupan manusia, bukan hanya kehidupan individual tapi juga kehidupan sosial dan masyarakat. Jika sifat kikir sudah meluas dalam kehidupan individu dan masyarakat, maka banyak kekacauan yang akan muncul. Hal ini karena seseorang yang dikuasai sifat kikir ini akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta meski dengan cara yang amoral dan di sisi lain ia tidak akan peduli dengan kehidupan dan penderitaan orang lain.
Setidaknya ada tiga bahaya besar yang akan timbul bila sifat kikir ini menguasai kehidupan seseorang dan masyarakat, sebagaimana tertuang dalam hadis riwayat Imam Ahmad yang bersumber dari Abdullah bin Amr berikut;
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَمَرَهُمْ بِالظُّلْمِ فَظَلَمُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا، وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُحْشَ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَلَا التَّفَحُّشَ
“Jauhkanlah diri kalian dari sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu talah menghancurkan umat-umat sebelum kalian. Kikir mendorong mereka berbuat zalim, lalu zalimlah mereka. Mendorong mereka memutuskan silaturrahim, lalu mereka pun memutuskannya. Mendorong mereka untuk berbuat jahat, lalu berbuat jahatlah mereka. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya satu kezaliman membawa banyak kegelapan di hari kiamat. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan buruk, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai perbuatan buruk dan tindakan yang buruk.”
Pertama, sifat kikir akan melahirkan kezaliman, baik kezaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain. Di antara bentuk kezaliman yang timbul dari sifat kikir adalah seperti tidak peduli mencuri harta orang lain, korupsi dan lainnya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu saat Abu Hayyaj Al-Asadi thawaf di Baitullah. Kemudian dia melihat seseorang berdoa, ‘Allahumma qini syuhha nafsi (Ya Allah, jagalah diriku dari sifat kikir).’ Orang itu tidak menambah dari itu. Lantas Abu Hayyaj bertanya kenapa hanya berdoa demikian. Orang itu menjawab, ‘Sesungguhnya jika diriku terjaga dari kekikiran, maka aku tidak akan mencuri, berzina, dan perbuatan dosa lainnya.’”
Kedua, sifat kikir akan menyebabkan tali silaturrahim terputus dengan orang lain. Seseorang yang telah dikuasai sifat kikir, ia tidak akan peduli dengan kehidupan orang lain. Ia hanya mementingkan hartanya saja dan tidak mau berbagi dengan orang lain. Karena itu, tali silaturrahim menjadi terputus dan kemudian digantikan dengan timbulnya kecurigaan, iri hati dan dengki, kebencian dan pudarnya saling mengasihi di antara satu dengan yang lain.
Ketiga, sifat kikir melahirkan kejahatan. Salah satu pangkal kejahatan adalah sifat kikir. Seseorang yang dikuasai sifat kikir sudah tidak mau mengikuti perintah tentang anjuran untuk berbagi antar sesama. Ia juga tidak akan percaya jaminan Allah terkait rezeki. Ia hanya percaya pada harta benda yang dimilikinya. Jika harta yang dimiliki tidak dibagi dengan orang lain, maka ia yakin akan menjadi kaya. Karena itu, Nabi SAW bersabda;
لاَ يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا
“Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.” (HR. Ahmad).
Berdasarkan hadis ini, sifat kikir dan iman kepada Allah tidak akan pernah menyatu dalam diri seseorang. Jika ia memiliki sifat kikir, maka ia tidak beriman. Sebaliknya, jika ia beriman, maka ia tidak memiliki sifat kikir.