Tolerance Film Festival 2018 kembali hadir untuk ketiga kalinya dalam rangka peringatan Hari Toleransi Sedunia 16 November. Tolerance Film Festival 2018 berlangsung mulai Kamis, 15 November hingga Minggu, 18 November bertempat di Auditorium Institut Français d’Indonésie di Jalan M.H Thamrin (sebelah Gedung Pertokoan Sarinah), Jakarta Pusat.
Tolerance Film Festival ini bertujuan untuk merayakan keberagaman agama, budaya dan etnis/ras. Seluruh film yang dihadirkan diharapkan dapat mengedukasi, memberikan informasi dan menghadirkan perspektif baru tentang isu-isu di Timur Tengah.
“Mengapa Timur Tengah? Ternyata minat masyarakat Indonesia terhadap isu di kawasan ini cukup besar dan keinginantahuan masyarakat cukup tinggi terlihat dari respons penonton dari dua kali acara Tolerance Film Festival sebelumnya. Tolerance Film Festival ingin tampil beda dari festival film yang ada sehingga mengambil tema film spesifik yang sering dianggap sensitif oleh banyak orang,” tutur Monique Rijkers, Inisiator Tolerance Film Festival
Tolerance Film Festival 2018 menyajikan film-film tentang identitas diri yang sangat penting dan berharga bagi setiap orang. Film pembuka adalah film besutan sutradara Prancis Axel Sinz berjudul, “Shebabs of Yarmouk”. Film ini merekam kehidupan Hassan Hassan, seorang Arab Palestina kelahiran Suriah yang hidup di kamp pengungsian Palestina di Yarmouk, Suriah selama 2009 hingga 2011. Selesai produksi film dokumenter ini pada tahun 2011, konflik di Suriah menyasar Yarmouk. Hassan Hassan, sang tokoh utama ditahan pemerintah Suriah pada tahun 2013 dan tewas di dalam penjara.
Ada pula film drama “The Syrian Bride” yang berkisah tentang seorang pejuang pendukung mantan Presiden Suriah Hafez al-Assad yang hidup di Dataran Tinggi Golan dan mengalami kesulitan saat anaknya akan menikah dengan pria Suriah dari Damaskus, ibukota Suriah hanya karena perbedaan kewarganegaraan meski sama-sama orang asli Suriah dan beragama sama. Belenggu identitas tidak selamanya menjadi persoalan ketika cinta menjerat seperti yang diangkat dalam film drama “Dancing Arabs”. Namun identitas dapat pula menjadi problem dan memotivasi pembunuhan seperti yang diangkat dalam film dokumenter “Remember Baghdad” dan “Nina Bobo Untuk Bobby”.
Bagi Anda yang tertarik isu konflik antara Israel dan Palestina dan ingin mengetahui upaya kedua pihak mencapai perdamaian, film dokumenter “East Jerusalem/West Jerusalem”, “The Field” dan “Widhdrawal From Gaza” dapat menjadi pilihan, sedangkan film drama komedi terkait konflik tersebut diangkat dalam “The 90 Minutes War”. Untuk para mahasiswa, film “Once in A Lifetime” dan “Hate Spaces” dapat menjadi pelajaran tentang radikalisme yang berkembang di kampus-kampus di Amerika, sebagaimana yang dicemaskan akan terjadi di Indonesia.
Selain pemutaran film, Tolerance Film Festival 2018 mengadakan diskusi toleransi dengan judul diskusi, “Toleran Terhadap Intoleransi?” dengan pembicara Alto Luger, aktivis keberagaman dan Satria Adhitama, dosen Pancasila di sebuah universitas negeri.
“Bagi penonton bisa mengikuti lomba penulisan resensi film yang ditonton berhadiah uang masing-masing Rp 500.000 untuk 10 penulis terbaik yang dipilih oleh juri. Tolerance Film Festival 2018 berlangsung gratis dan terbuka untuk umum. Sejumlah donatur membantu penyelenggaraan acara ini yakni Hizki Laluyan (Belanda), Sigit Condrokusumo (Surabaya) dan Chris Koesoema (Papua).
“Seluruh film yang ditayangkan adalah film resmi, bukan bajakan atau mengungguh tanpa izin dari pemilik film karena atas izin dan sudah membayar hak siar,” tambahnya.
Tahun 2016 Tolerance Film Festival berlangsung di Jakarta diikuti dengan road show di sepuluh lokasi di empat kota yaitu Jakarta, Bandung, Purwokerto dan Makassar. Tahun 2017 Tolerance Film Festival berlangsung di Jakarta di dua lokasi yaitu IFI dan @america serta pemutaran film di Serang, Depok, Salatiga dan Jogyakarta.
Tolerance Film Festival 2018 mengundang para peminat film, mahasiswa, pelajar, aktivis interfaith, orangtua dan masyarakat pencinta toleransi dan keberagaman untuk datang menonton 11 film dalam Tolerance Film Festival 2018. [DP]