Allah memang mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan puasa Ramadhan setiap tahunnya. Puasa Ramadhan tersebut tentu memiliki berbagai macam keutamaan. Selain puasa Ramadhan, ternyata ada pula puasa sunnah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Puasa sunnah tersebut adalah puasa asyura yang khusus dilakukan pada bulan Muharram. Bahkan puasa asyura memiliki tiga keutamaan yang begitu luar biasa.
Pertama, puasa asyura merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Rasulullah SAW menyebutkan hal tersebut dalam sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa bulan) Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Selain itu Rasulullah SAW ditanya, “Salat manakah yang lebih utama setelah salat fardu dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?” Beliau bersabda, “Salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)
Kemudian yang kedua, puasa asyura ternyata juga dapat menghapuskan dosa-dosa selama setahun sebelumnya. Oleh sebab itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk melakukan puasa asyura agar dosa-dosa selama satu tahun sebelumnya dapat terhapuskan. Rasulullah SAW bersabda, “Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)
Ketiga, puasa Asyura merupakan puasa yang diistimewakan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, dari Ibnu Abbas RA ia berkata, “Saya tidak pernah melihat Nabi SAW memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Ternyata ada sebuah kisah yang menjadi dasar mengapa puasa Asyura begitu diistimewakan oleh Rasulullah SAW. Rupanya dahulu puasa Asyura dilaksanakan oleh bangsa Yahudi untuk mengenang kemenangan Nabi Musa dan bangsa Israel. Pasalnya, berabad silam tepatnya di tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaum Bani Israil dari kejaran Fir’aun dan pasukannya di laut Merah.
Oleh karena itulah bangsa Yahudi melakukan puasa Asyura untuk mensyukuri nikmat tersebut dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya rutin kaum Yahudi. Kemudian ketika Rasulullah SAW melihat kaum Yahudi melakukan puasa Asyura, Beliau SAW pun menanyakan tujuan kaum Yahudi dalam melakukan puasa Asyura.
Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW datang ke Madinah. Beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram). Kemudian Beliau SAW bertanya kepada mereka, “Hari yang kalian berpuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini. Rasulullah SAW lantas berkata, “Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” (HR. Muslim)
Sejak saat itu puasa Asyura pun menjadi puasa wajib. Namun setelah ayat yang mewajibkan umat Islam untuk berpuasa Ramadhan diturunkan oleh Allah, maka puasa Asyura pun menjadi salah satu puasa sunnah. Dari Aisyah RA, beliau berkata, “Di zaman jahiliyah dahulu, orang Quraisy biasa melakukan puasa Asyura. Rasulullah SAW juga melaksanakan puasa tersebut. Tatkala tiba di Madinah, Rasulullah SAW melakukan puasa tersebut dan memerintahkan manusia untuk melakukannya. Namun tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, beliau meninggalkan puasa Asyura. (Lalu beliau mengatakan): Barang siapa yang mau, silahkan berpuasa. Barang siapa yang mau, silahkan meninggalkannya (tidak berpuasa)” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah puasa Asyura yang ternyata merupakan puasa sunnah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Rupanya puasa Asyura dilakukan sebagai wujud syukur atas kemenangan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa AS. Selain itu, umat Islam juga hendaknya melakukan puasa Asyura agar dosa-dosa selama satu tahun sebelumnya dapat terhapuskan.