Dunia islam Pekan Ini (6-18 Mei): Tragedi di Gaza dan Teror Bom Surabaya

Dunia islam Pekan Ini (6-18 Mei): Tragedi di Gaza dan Teror Bom Surabaya

Tragedi Gaza saat pemindahan kedutaan Amerika dan Teror di Surabaya menjadi peristiwa di pekan ini

Dunia islam Pekan Ini (6-18 Mei): Tragedi di Gaza dan Teror Bom Surabaya
Warga Palestina mengibarkan bendera di protes di Gaza. Foto ini diambil tahun 2012 lalu. (AP Photo/Majdi Mohammed)

Dunia islam pekan ini diisi dengan beberapa peristiwa pilu. Salah satu yang mencolok berasal dari bumi Palestina. Betapa tidak, setelah melalui proses dan protes yang panjang, Amerika Serikat akhirnya secara resmi memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerussalem.

Tentu saja, hal ini membuat dunia islam gaduh. Betapa tidak, protes yang selama ini dilancarkan oleh pelbagai negara, termasuk salah satunya Indonesia, ternyata diindahkan begitu saja oleh Israel dan Amerika Serikat mengingat hal itu akan menimbulkan efek buruk bagi upaya perdamaian di Palestina.

Buntut dari pemindahan kedutaan ini, beberapa protes pun terjadi di wilayah Palestina dan Israel. Salah satu yang paling besar terjadi di Jalur Gaza. Puluhan ribu warga Palestina berjalan menuju garis pantai perbatasan antara Israel-Palestina dan berunjuk rasa menentang itu.

Protes dan unjuk rasa yang harusnya damai berujung tragis. Tentara Israel menganggap ini sebagai sebuah ancaman. Tak pelak, pertarungan pun terjadi antara dua kubu dan tidak imbang.

Tentara Israel membawa senjata dan terkordinasi dengan baik, sedangkan warga Palestina adalah warga biasa yang kebanyakan tanpa senjata dan hanya sebagian kecil yang melawan dengan ketapel. Efeknya, 55 orang warga Palestina gugur di jalur Gaza dan ratusan lainnya terluka.

Tentu saja hal ini memicu kemarahan di publik internasional. Beberapa negara pun mengutuk hal ini. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, bahkan dengan keras sekali mengutuk tragedi.

“Yang kita saksikan di Yerussalem hari ini bukanlah pembukaan kedutaan besar, tapi pembukaan pos pemukiman untuk Amerika,” serunya di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan (14/5).

Abbas pun menambabhkan bahwa tindakan AS adalah pembangkangan hukum dari masyarakat internasional. Israel justru menganggap sebaliknya.

Bagi Israel, semua kota, termasuk sektor timur bagi Palestina sebagai bagian wilayah dari Israel dan menganggapnya sebagai ‘ibu kota abadi’ dan merupakan ‘bagian tak terpisahkan’ dari upaya pengakuan internasional atas Israel.

Peristiwa pemindahan ini tentu saja membuat kisruh di Palestina tetap menggelora dan bahkan kian memanas saja. Perundingan damai untuk menyelesaikan sengketa ini sebenarnya sudah mulai menemukan titik temu, tapi ternyata segalanya seperti hilang setelah keputusan mengejutkan dari Amerika Serikat dan Israel tentang pemindahan ibukota dari Tel Aviv ke Yerussalem.

Dunia Islam pekan ini juga diisi kisah pilu dari Surabaya. Belum kering kiranya air mata tumpah melihat polah teror di Mako Brimob, dua hari setelahnya terjadi juga teror di Surabaya. Kali ini lebih menakutkan karena menyasar tiga gereja di Surabaya.

Sudah banyak sekali media yang memberitakan hal ini, satu hal yang pasti dan patut kita cermati adalah, ternyata, sel tidur teror ini begitu banyak di sekitar kita. Ideologi teror tidak pernah mati dan tugas kita bersama sebagai muslim untuk mewartakan islam ramah dan memberikan tafsir lain atas ideologi kekerasan dan kebencian yang kerap digunakan oleh para teroris ini.