Sukmawati Soekarno Putri membawakan puisi berjudul ‘ibu Indonesia’ dan dianggap melecehkan islam. Putri Proklamator RI itu memang menyebut syariat islam, cadar dan juga adzan. Tapi, benarkah itu pelecehan terhadap islam?
Bait puisi yang dibacakan oleh Sukmawati di acara 29 tahun Anne Avantie Berkaya di gelaran Indonesian Fashion Week 2018 Senin (2/4) itu sebenarnya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Coba kita perhatikan larik puisi yang ia bacakan itu dan dianggap menghina islam oleh sebagian kalangan ini.
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Dari situ memang tampak ada indikasi ketidaktahuan terhadap syariat islam. Kalau toh pun penulis tahu akan konsekwensi ini, tentu saja tidak serta merta dihakimi dan dianggap menghina atau melecehkan islam.
Larik kedua yang dianggap memicu kontroversi adalah perkara adzan. Dalam puisi tersebut, Sukmawati tampak membandingkan lantunan adzan dengan suara kidung ibu Indonesia.
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Kalau ditelisik, belum jelas apa yang dimaksud dengan kidung Indonesia seperti yang diutarakan Sukmawati. Bisa jadi, kidung itu bermakna lantunan lagu-lagu lokal maupun suara yang kerap ia dengar yang berbeda dengan adzan. Lalu jika dibandingkan dengan adzan yang tidak merdu, bukankah itu hanya subjektivitas ia belaka?
Di twitter pun beramai-ramai memberi komentar terkait puisi ini. Ada yang bernada positif, tapi lebih banyak yang bernada negatif. Bahkan, beberapa nyinyir.
Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar, pun memberikan pendapat tentang puisi Sukmawati ini di akun twitternya @Dahnilanzar. Menurutnya, puisi tersebut Subjektif semata. Tidak perlu marah dan ngamuk-ngamuk.
Jadi, aku rasa tak perlu marah apalagi ngamuk-ngamuk terkait dengan puisi Ibu Sukmawati Soekarno Putri. Itu subyektifitas dan untaian rasa yang dia ungkap sebagai buah pikir dan rasa yg dia miliki.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) April 2, 2018
Hal senada juga diungkapkan oleh Andi Arief, aktivis dan mantan staff ahli Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Menurutnya, puisi Sukmawati adalah subjektivitas semata, Sukmawati tidak hendak melarang azan dan adzan.
Tak perlu reaksioner atas puisi Sukmawati. Dia cuma bicara rasa dan estetika Dia tidak hendak melarang cadar dan azan.
— andi arief (@Andiarief__) April 3, 2018
Lebih menggelitik lagi adalah ungkapan dari penulis Okky Madasari. Novelis yangg memenangkan penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award tahun 2012 dan terkenal karena kerap menyuarakan suara ketidakadilan dan HAM dalam karya-karya tersebut justru mengkritisi puisi tersebut.
Kenapa kebanyakan orang merasa bisa menulis puisi, padahal menulis puisi itu justru susah?
Puisi Sukmawati jelas jelek banget. ~
— Okky Madasari (@okkymadasari) April 2, 2018
Jadi, apakah puisi yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri ini melecehkan islam? Tentu saja kita perlu lebih jernih lagi melihatnya. Umat islam pun sudah seharusnya tidak terlalu reaksioner, seperti kata Andi Arief dan tidak gampang saja menuduh orang anti terhadap islam.