Ada lebih dari 40 situs arkeologi dan sejarah yang tidak diketahui secara luas di Makkah. Situs tersebut mewakili sumber daya ekonomi dan sejarah yang kaya yang dapat dipromosikan di kalangan peziarah dan maupun turis lainnya ke kota tersebut. Kekayaan arkeologi ini dapat memainkan peran utama dalam rencana Visi Arab Saudi 2030.
Fawaz Al-Dahas, direktur Pusat Sejarah Makkah, mengatakan kepada laman Arab News bahwa kekayaan situs arkeologi kota tersebut mencakup beberapa lokasi terpenting dalam sejarah Islam. Pengunjung ke situs bisa menemukan sejarah Makkah yang kaya. Selain itu pemerintah juga memperbaiki prasarana penunjang di beberapa lokasi, terutama yang sulit dijangkau, seperti Gunung Tsur dan Gua Hira.
Sementara itu Saad Al-Joudi, seorang peneliti sejarah, mengatakan bahwa pembangunan mobil kabel untuk Gua Hira dan Gunung Thor adalah satu dari beberapa gagasan untuk mempromosikan situs-situs bersejarah di Makkah. Pusat informasi akan dikelola oleh Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi. Lulusan universitas-universitas Saudi akan dipekerjakan untuk mengedukasi pengunjung di situs sejarah dan monumen Islam yang disebutnya membantu “melawan takhayul yang datang dari luar negeri.”
Dalam sebuah ceramah pada hari Rabu di Klub Budaya Makkah, Dr. Adnan Al-Sharif, profesor sejarah dan peradaban di Universitas Umm Al-Qura, mengatakan bahwa kota Makkah sangatlah unik. “Umm Al-Qura (ibu dari semua kota) yang disebutkan dalam Alquran dan Hadis, dan memiliki status khusus karena komponen budaya, kemanusiaan dan sejarahnya yang kaya,” katanya. Ia menambahkan bahwa Masjid Agung Makkah, landmark dan arsitektur kota yang khas memiliki peran dalam Visi 2030. “Kota ini bukan hanya tempat untuk ritual keagamaan, namun juga merupakan tambahan yang kaya akan kehidupan ekonomi dan budaya Kerajaan,” katanya.
Menurut Syarif ada tiga jenis sumber sejarah tentang Makkah. Pembicaraan pertama tentang kebajikannya, yang kedua mengeksplorasi sejarah kota, dan yang ketiga membahas orang-orang terkenalnya. Sejarah Makkah menurutunya dibagi menjadi tiga fase: era pra-Islam, era Islam dan era modern. Makkah pentingnya didirikan pada periode Islam, yang meluas sampai akhir era Ottoman. Di era Saudi, kota ini menikmati kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terus berlanjut.