Jika Anda datang ke Raqqa, Syria, beberapa bulan lalu, maka yang ada hanyalah desingan peluru, bom dan debu yang beterbangan. Ketika dikuasasi ISIS, praktis Raqqa menjadi kota menakutkan. Akibatnya, para penduduk pun mulai meninggalkan kota mereka. Tapi, selepas ISIS jatuh pada 17 Oktober lalu, keadaan mulai berubah.
Warga mulai berbondong-bondong kembali ke rumah-rumah mereka, walaupun sebagian besar hancur. Kebahagiaan itu tampak ketika warga berani melangsungkan pesta pernikahan antara Ahmad dan Heba, dua orang pengungsi yang merupakan warga asli Raqqa. Hal ini merupakan pesta pertama pasca diusirnya ISIS dari tempat itu.
“Kami bisa berbahagia sekarang. Mana bisa dulu saat ada ISIS di seperti ini (berpakaian adat dan tarian-red). ISIS tidak akan memperbolehkannya. Alhamdulillah, sekarang kami bisa menggunakannya kembali,” turut UM Ahmad, salah satu warga Raqqa seperti dikutip dari Aj+ (30/10).
Dalam pesta tersebut, para warga juga mulai berani menampilkan kembali tradisi mereka, seperti halnya tari-tarian yang membius dan membuat warga menari bersama, para perempuan juga kembali memakai gincu dan melepas burqa.
This is the first wedding in Raqqa since ISIS was forced out of the city. pic.twitter.com/MvHU1FoURw
— AJ+ (@ajplus) October 29, 2017
“Alhamdulillah, kami sangat senang bisa menikahkan anak kami, sebab ini pernikahan pertama di Raqqa selepas ISIS menguasai tempat kami,” tutur Uthman bin Ibrahi, warga Raqqa,
Bagi warga, penguasaan ISIS atas wilayah Raqqa merupakan hal terburuk yang pernah dialami. Ada 270 ribu warga yang mengungsi dan belum terhitung bangunan yang rusak dan nyawa yang hilang akibat pemaksaan kehendak oleh ISIS ini.