Lazimnya hari raya, maka kamu akan disibukkan dengan Halal bi Halal bersama keluarga dan para tetangga. Tentu saja ini momen membahagiakan dan Cuma datang sekali dalam tiap tahun, yakni tiap Idul Fitri. Nah, ada 5 hal yang sebaiknya kamu lakukan sebelum Halal Bi Halal dan insya Allah membuat hari raya kita kian barokah.
Pertama, mandi pagi. Tentu saja selain bagus untuk kesehatan, mandi pagi hari sebelum saat Iedul Fitri merupakan salah satu hal sunnah dalam Idul Fitri. Tentunya, kamu tidak ingin dalam Halal Bi Halal kamu dalam keadaan bau maupun kotor, bukan? Mandi ini salah satu juga yang dilakukan Salafussalih loh. Dalam sebuah Riwayat diceritakan Sayyidina Ali melakukan hal itu dan itu berasal dari Rasulullah.
“Mandilah setiap hari jika mau.” Ia menjawab: “Tidak, mandi yang itu sebenar-benar mandi.” Ali radhiallahu ‘anhu berkata: “Hari Jum’at, hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa`, 1-176-177.
Kedua, bertakbir. Takbir ini sebagai tanda kemenangan. Maka, tentunya disunnahkan untuk menghidupkan malam sebelum hari raya untuk menghidupkan malam dengan memperbanyak lafaz takbir dan mengagungkan nama Allah. Di Indonesia kita mengenalnya dengan nama Takbiran. Untuk hari raya Idul Fitri sebaiknya dilakukan sepanjang malam dan Idul Adha terus berlangsung hingga tiga hari setelah sholat. Hal ini sebagaimana termaktub dalam firman Allah:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“… hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” (Qs. Al Baqarah: 185).
Ketiga, saling mendoakan. Tentu saja sebagai sesama muslim saling mendoakan adalah kewajiban. Dalam Halal Bi Halal, hal ini menjadi penting bahwa pertemuan ini sudah selayaknya menjadi ajang mendoakan. Ibnu Hajar berkata: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat bersanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para Sahabat Rasulullah salign berjumpa di hari suci (Ied) dan saling mendoakan:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.” (Lihat pula masalah ini dalam Ahkamul ‘Idain karya Ali Hasan hal. 61, Majmu’ Fatawa, 24/253, Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/167-168)
Keempat, Niat Silaturrahim. Nah, ini yang biasanya penting untuk dilakukan. Halal bi halal ini berfungsi sebagai perekat tali rindu dan persaudaran antar sesama.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].
Kelima, bergembiralah. Ini bermakna hati kita senantiasa lapang dan bergembira. Berjumpa dan senang dengan hari raya merupakan bentuk syukur seorang muslim. Dan untuk itu, kita senantiasa berbagi kebahagiaan dengan sesama. Rasulullah bersabda, “Hari fitri adalah hari orang-orang muslim berbuka, sedangkan hari adha adalah hari mereka menyembelih kurban.” (HR. Tirmidzi).
Jadi, bagaimana dengan kamu, sudahkah bersiap halal bi halal? Selamat hari raya Idul Fitri 1438 Hijriyah. Semoga keberkahan senantiasa menaungi kita semua. Amin…